Saat ditanyai mengenai ada atau tidaknya penyakit yang diderita bocah sebelum menjalani operasi, Rahma juga mengklaim bahwa suatu tindakan yang diambil sudah sesuai dengan standar. Ia pun menjelaskan bahwa kasus ini nantinya akan langsung melibatkan dokter ahli.
Dia heran, meski tidak mengetahui persis apakah operasi amandel mempunyai dampak langsung terhadap matinya batang otak. Menurutnya saat itu pihak dokter hanya menyampaikan bahwa operasi memiliki risiko.
“Untuk sampai ke sana (mati batang otak) tidak dijelaskan rinci. Mereka cuman bilang operasinya ada risikonya,” imbuhnya.
Selama mendapat perawatan di Rumah Sakit Kartika Husada anaknya ditangani oleh dua dokter spesialis. Mereka yang menangani ialah dokter spesialis dari telinga hidung tenggorokan (THT) dan dokter anestesi.
Sementara Perwakilan Manajemen RS Kartika Husada, dr. Rahma Indah Permatasari pada Jumat (29/9) lalu mengklaim bahwa prosedur penanganan bocah sudah sesuai standar operasional prosedur (SOP). Bahkan seluruh proses perawatan, konsultasi hingga pasca operasi pun juga diklaim sesuai standar.