Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ketika Lettu Pierre Tendean Jadi Mata-Mata di Malaysia hingga Belanja untuk Keluarga

Awaludin , Jurnalis-Rabu, 04 Oktober 2023 |05:01 WIB
 Ketika Lettu Pierre Tendean Jadi Mata-Mata di Malaysia hingga Belanja untuk Keluarga
Lettu Pierre Tendean (foto: dok ist)
A
A
A

PIERRE Andreas Tendean, gugur setelah menjadi perisai bagi Jenderal AH Nasution setelah dirinya ditangkap Pasukan Cakrabirawa.

Dilansir dari buku Ensiklopedia Pahlawan Nasional serta buku Piere Tendean Sang Patriot, Kisah Seorang Pahlawan Revolusi, dapat dilihat bahwa Perwira pertama TNI AD ini pernah melakukan aksi infiltrasi atau penyusupan ke negeri Jiran Malaysia.

Pria kelahiran 21 Februari 1939 di Jakarta itu diketahui sejak kecil memiliki sifat-sifat yang menyenangkan yakni rendah hati, suka bergaul dan suka menolong. Karena itu ketika masih duduk dibangku Sekolah Dasar, Sekolah Menengah maupun ketika menjadi Taruna Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD), pria berparas tampan itu selalu banyak mempunyai teman dan disayangi oleh guru, pimpinan sekolah dan instrukturnya.

Selesai mengikuti pendidikan di Akademi Militer Jurusan Teknik tahun 1962, Tendean menjabat Komandan Peleton Batalyon Zeni Tempur 2 Komando Daerah Militer II/Bukit Barisan di Medan. Dia ikut bertugas menyusup ke daerah Malaysia dalam operasi Dwikora.

Ketika di Malaysia, mereka tidak mendapat fasilitas mewah. Kadang hanya dengan bekal tenda, mereka melakukan tugas yang penuh risiko untuk ibu pertiwi.

Dalam masa tugas setahun, Pierre berhasil menyusup ke daratan Malaysia sebanyak tiga kali. Pertama kali ia jadi mata-mata dengan menyamar sebagai turis dan berbelanja di toko-toko membeli berbagai barang seperti raket Dunlop, jam tangan, rokok merk Commodore untuk ayahnya, hingga pakaian maupun aksesori impor untuk saudara-saudara perempuan dan ibunya.

Kakak kandung Piere, Mitzi mengenang semua pemberian ini dengan nostalgia. Mulai dari seuntai ikat pinggang hingga jakte mendapatkan jaket merah yang memiliki model sama dengan kepunyaan Pierre, hanya saja jaket Pierre berwarna biru.

"Jaket biru inilah pakaian terakhir yang melekat di badan Pierre saat ia diculik pada dini hari, 1 Oktober 1965," papar Abie Bisman atau Bung Sam, penulis dan editor buku Piere Tendean.

Pada bulan April 1965, Piere Tendean diangkat sebagai ajudan Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan/ Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Nasution. Pada I Oktober l 965, dinihari gerombolan pemberontak PKI mengepung rumah Jenderal AH. Nasution. Pierre Tendean yang berada disana ditangkap dan dibunuh. Jenazahnya dimakamkan di taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement