Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Amuk Banser NU Sikapi G30S PKI Bikin Bupati Blitar yang Terkenal Kejam Kabur Ketakutan

Solichan Arif , Jurnalis-Kamis, 12 Oktober 2023 |07:02 WIB
Amuk Banser NU Sikapi G30S PKI Bikin Bupati Blitar yang Terkenal Kejam Kabur Ketakutan
Rakyat menolak PKI. (Foto: Dok Ist)
A
A
A

NU Blitar termasuk orang Ansor Banser NU yang berjumlah 10.000 menggelar Apel Akbar di alun-alun Kota Blitar. Show of force NU Blitar menyikapi peristiwa G30S PKI membuat para kader dan simpatisan PKI Blitar ketakutan.

Bahkan, Bupati Blitar Jawa Timur Sumarsono merupakan kader PKI yang berusaha kabur begitu melihat kemarahan massa atas peristiwa 30 September 1965.

Kader yang menjadi pegawai kantoran, memilih tidak bekerja. Begitu juga yang menjadi guru, memutuskan tidak ke sekolah. Melihat banyaknya massa NU di alun-alun Kota Blitar, mereka tidak berani mengajar.

Demikian juga Bupati Blitar Sumarsono memutuskan meninggalkan tempat. Sumarsono sebelumnya dikenal kejam. Ia ada di belakang sejumlah aksi sepihak yang dilancarkan PKI BTI, Pemuda Rakyat dan Gerwani.

Upaya orang-orang PKI merebut tanah dengan dalih menegakkan landreform membuat mereka terus bergesekan dengan orang-orang NU. Sebab banyak tanah yang dikuasai sepihak itu milik kiai dan para pengurus NU.

“Sumarsono Bupati Blitar dari PKI yang dikenal sangat kejam dan mendalangi berbagai aksi sepihak dan penghinaan terhadap agama itu melarikan diri ke luar kota,” demikian dikutip dari Benturan NU-PKI 1948-1965.  

Blitar yang secara administratif berada di wilayah karesidenan Kediri merupakan basis PKI. Pada pemilu 1955, PKI di karesidenan Kediri memperoleh suara tertinggi, yakni 457.000 suara. Kemenangan suara PKI salah satunya disumbang dari Blitar.

Karenanya dimulai dari Apel Akbar, massa Ansor Banser NU langsung bergerak melakukan pembersihan terhadap para tokoh PKI. Massa menyerbu sekaligus menggeledah rumah-rumah para pimpinan PKI.

Dalam penggeledahan ditemukan setumpuk dokumen yang salah satunya terkait rencana penangkapan dan pembunuhan atas sejumlah tokoh NU. Situasi dan temuan data itu mendorong Ansor dan Banser NU mendahului bergerak.

Hal ini terjadi karena situasinya memaksa bertindak membunuh atau dibunuh. Bupati Blitar Sumarsono berhasil kabur. Dikutip dari artikel Respon NU Jawa Timur Benturan NU-PKI 1948-1965, kepala daerah dari PKI itu berhasil ke luar kota.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement