Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kata-Kata Terakhir MT Haryono ke Sang Istri Sebelum Dibunuh PKI

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Sabtu, 14 Oktober 2023 |04:22 WIB
Kata-Kata Terakhir MT Haryono ke Sang Istri Sebelum Dibunuh PKI
Kata-kata terakhir MT Haryono ke sang istri sebelum dibunuh PKI. (Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (MT Haryono) merupakan salah satu korban kebrutalan aksi G30SPKI. Ia bersama sejumlah jenderal lainnya gugur dalam peristiwa kelam bangsa itu.

Pada 1 Oktober 1965 itu tiba, sekira pukul 04.00 pagi, rumah MT Harjono yang saat itu menjabat Deputi III Menpangad bidang Perencanaan dan Pembinaandi Jalan Prambanan Nomor 8, Menteng, Jakarta Pusat itu didatangi segerombolan pasukan Tjakrabirawa.

“Assalaamualaikum!,” ujar Serma Bungkus, pimpinan gerombolan tersebut sembari mengetuk pintu.

Saat itu, istri MT Haryono itu, Mariatni, membukan pintu. Dia pun bertanya maksud kedatangan para pria tegap berseragam dengan bersepatu lars itu.

“Bung Karno memanggil Bapak. Ada rapat penting yang harus dihadiri Bapak sekarang juga,” jawab Serma Bungkus, dikutip dari ‘Tujuh Prajurit TNI Gugur: 1 Oktober 1965’.

Mariatni lalu hendak membangunkan MT Haryono. Namun, gerombolan itu ikut masuk ke dalam rumah.

“Di luar ada tentara yang mengaku utusan Bung Karno. Mereka minta Ayah ikut mereka. Ada rapat penting di Istana Bogor,” ujar Mariatni kepada suaminya.

“Tidak ada rapat pagi buta seperti ini,” jawab MT Harjono.

Seketika sang jenderal pun curiga. Ia lalu menyuruh istri dan anak-anaknya untuk pindah dari kamar masing-masing ke tempat aman.

“Kamu harus segera pindah kamar dan bangunkan anak-anak, karena mereka akan membunuh saya. Pindahlah ke kamar depan beserta anak-anak,” ucap MT Harjono.

Itu merupakan kalimat terakhir yang diucapkan sang jenderal kepada istrinya.

Tak lama setelah Mariatni memindahkan anak-anaknya, terdengar bunyi rentetan senjata yang ternyata, menembus tubuh MT Harjono. Tubuhnya diseret keluar rumah, dilempar ke dalam truk.

Keluarga tak tahu lagi jasadnya dibawa entah ke mana.

Mariatni segera berusaha cari kontak dengan kerabat yang sialnya, kabel telefon rumah sudah diputus.

Dia pun bertolak ke rumah asisten intel Menpangad, Mayjen TNI Siswondo Parman dan kemudian ke rumah Menpangad Letjen Ahmad Yani. Yang ditemukannya ternyata tak jauh berbeda dengan yang dialami suaminya.

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement