Pratama Persadha melanjutkan bahwa akun-akun yang didapatkan juga memiliki kemungkinan dipergunakan untuk mengakses sistem lain di Kemhan yang menyimpan data penting serta dokumen rahasia negara.
"Cissrec juga sudah coba mengecek dan menggali informasi dari berbagai sumber, situs kemhan.go.id memiliki berbagai kelemahan terkait kredensial yang terdapat di dalamnya, di mana 667 user serta ada 37 karyawan yang data pribadinya mengalami kebocoran yang bisa dimanfaatkan untuk mengakses situs kemhan secara tidak sah," jelas dia.
Cissrec, Pratama Persadha, juga menemukan beberapa url sub-domain dari kemhan.go.id yang kemungkinan bisa dipergunakan sebagai sebuah titik serangan terhadap website Kemhan.
BACA JUGA:
"Kemungkinan besar serangan siber yang terjadi pada situs kemhan.go.id merupakan serangan malware 'Stealer'. Dalam berbagai kasus, malware ini biasanya mencuri informasi yang dapat menghasilkan uang bagi para penyerang. Bentuk standar dari pencurian informasi yaitu mengumpulkan informasi login, seperti nama pengguna dan kata sandi, yang dikirimkan ke sistem lain melalui email atau melalui jaringan," kata dia.
BACA JUGA:
"Setelah berhasil mengambil data yang bersifat sensitif dari perangkat target, Stealer akan mengirimkan informasi tersebut kepada aktor ancaman (threat actor) sehingga mereka dapat memanfaatkannya untuk memeras korban, meminta tebusan, atau menjual data tersebut di pasar gelap dan Forum Dark Web sebagai barang dagangan yang telah dicuri," imbuh Pratama Persadha.
Ia menambahkan bahwa serangan siber menggunakan malware memang menjadi salah satu serangan siber yang difavoritkan oleh peretas karena untuk melakukan serangan secara langsung ke dalam sistem yang dituju dari luar akan sangat sulit karena penggunaan berbagai perangkat keamanan yang dapat mencegah serangan siber.
Sehingga peretas hanya bisa memanfaatkan SDM sebagai sebuah titik lemah dari keamanan siber. Hal ini diperparah dengan adanya layanan yang dikenal sebagai Malware as a Service (MaaS). MaaS adalah model bisnis di mana pelaku kejahatan siber menyediakan berbagai jenis malware kepada pengguna layanan atau pelanggan yang membayar.
Pratama Persadha menjelaskan bahwa pelanggan MaaS biasanya tidak perlu memiliki pengetahuan teknis atau keterampilan dalam pembuatan malware, tetapi dapat menyewa atau membeli malware siap pakai untuk meluncurkan serangan atau aktivitas jahat lainnya.
"Untuk saat ini belum dapat diketahui secara pasti titik serangan yang dimanfaatkan oleh peretas untuk mendapatkan akses ke dashboard panel dari situs kemhan.go.id, namun tim pusdatin Kemhan bergerak cukup cepat karena pada pagi hari ini situs Kemhan sudah tidak dapat diakses yang kemungkinan sedang dilakukan investigasi serta pemeliharan sistem," jelasnya.
"Yang perlu dilakukan oleh Pusdatin Kemhan salah satunya adalah memaksa user untuk mengubah password dari akun-akun yang ada baik akun yang ada di situs kemhan.go.id maupun akun pribadi seperti email, media sosial, dan sebagainya untuk mencegah password akun yang pernah bocor dimanfaatkan untuk melakukan akses ke sistem yang dimiliki oleh Kemhan," tutur Pratama Persadha.
(Fakhrizal Fakhri )