Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Cerita Penguasa Madura Takluk pada Sunan Ampel hingga Masuk Islam

Angkasa Yudhistira , Jurnalis-Selasa, 07 November 2023 |06:04 WIB
Cerita Penguasa Madura Takluk pada Sunan Ampel hingga Masuk Islam
Sunan Ampel (Foto : Bombastis)
A
A
A

Pada kisah lain diceritakan gangguan datang saat Sunan Ampel mengajarkan sholat lima waktu. Gerakan ibadah salat Sunan Ampel dipandang aneh dan ditertawakan oleh orang-orang Majapahit. Namun Sunan Ampel menghadapi cemooh itu dengan sabar, tanpa kegusaran.

Sunan Ampel juga dicela saat hendak makan karena menghindari daging babi dan katak, dan memilih mengambil daging kambing yang berbau prengus atau apak.

Sunan Ampel dikatakan kurang akal karena tidak memilih daging babi yang lebih gurih dan daging katak yang rasanya lebih nikmat. Sunan Ampel menjawab cercaan orang-orang Majapahit itu dengan melempar senyuman.

Dalam Babad Tanah Jawi dituturkan Sunan Ampel yang merupakan ayah Sunan Bonang dan Sunan Drajat tidak marah dan tetap bersikap sabar.

“Ananging putra Champa datang duka maring bocah Majapahit, mila bocah maksih nom-noman,” demikian tertulis dalam Babad Tanah Jawi.

Sunan Ampel merupakan putra Syekh Ibrahim As-Samarkandi yang datang dari Kerajaan Campa (sekarang Kamboja). Kedatangannya di Jawa pada awal dasawarsa keempat abad ke -15 seiring dengan runtuhnya Kerajaan Campa akibat diserang Kerajaan Koci (Vietnam).

Di Kota Surabaya, yakni di kampung Ampel, Raden Rahmat diangkat sebagai Imam dengan gelar sunan sekaligus berkedudukan sebagai wali di Ngampeldenta atau Ampeldenta. Pengangkatan itu dilakukan oleh Raja Majapahit. Mengacu catatan Sedjarah Regent Soerabaja, Sunan Ampel bahkan disebut sebagai bupati pertama Surabaya.

(Angkasa Yudhistira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement