Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Gus Dur Antisipasi Intel, Rapat Pakai Bahasa Arab

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Kamis, 30 November 2023 |05:22 WIB
Kisah Gus Dur Antisipasi Intel, Rapat Pakai Bahasa Arab
Gus Dur (Ist)
A
A
A

JAKARTA - Pada zaman Orde Baru, banyak aktivis, elite politik, hingga tokoh agama dikuntit intel. Hal ini guna mendeteksi pergerakan orang-orang yang dianggap berseberangan dengan pemerintah.

Kisah kiai menghadapi intelijen pemerintah Orde Baru ditulis oleh Rijal Mumaziq dalam tulisan Strategi Kontra Intelijen Para Kiai dilansir Okezone, Kamis (30/11/2023). Salah satu ulama yang dikenal kritis terhadap jalannya pemerintahan adalah KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.

Sebagai Ketua Umum PBNU pada saat itu, Gus Dur sebagai Ketua Umum PBNU sering dikuntit intel pemerintah. Hal itu karena Gus Dur tergolong tokoh yang kritis terhadap pemerintah. Gus Dur berdoa semoga tidak benar-benar dihabisi oleh rezim saat itu.

Pada Muktamar NU di Situbondo, NU memutuskan kembali ke khittahnya. Para intel berkeliaran di arena muktamar. Bahkan, para agen pemerintah menyusup masuk ke ruang-ruang sidang, memata-matai setiap pembicaraan para kiai.

Dalam sebuah rapat penting yang dihadiri oleh para kiai yang membahas tentang Pancasila, tiba-tiba Gus Dur meminta KH Prof Tolchah Mansoer dan KH Achmad Siddiq agar memimpin sidang dan berpidato menggunakan bahasa Arab.

Kiai Tolchah dan Kiai Achmad yang belum paham maksud Gus Dur segera memimpin rapat menggunakan bahasa Arab. Rapat berjalan mulus karena tentu saja, para kiai yang hadir memahami bahasa Arab sepenuhnya.

Usai rapat, Kiai Tolchah Mansoer bertanya kepada Gus Dur mengenai hal tadi.

“Mas, rapat kita di dalam tadi itu diawasi oleh intelnya pemerintah, makanya sampeyan saya suruh berbahasa Arab. Mengapa? Karena intelnya pemerintah itu intel kepet (abangan) yang nggak bisa bahasa Arab..hehehe.”

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement