JAKARTA - Kebon Sirih, sebuah nama yang melekat erat dengan sejarah dan keberlanjutan budaya di Indonesia. Terletak di pusat Jakarta, Kebon Sirih tidak hanya menjadi pusat bisnis dan hiburan, tetapi juga memiliki nilai sejarah yang kaya dan mendalam.
Berikut sejarah dan asal usul Kebon Sirih, serta bagaimana tempat ini telah berkembang seiring waktu.
Sejarah dan Asal Usul Nama Kebon Sirih
Kebon Sirih, sebuah kelurahan yang terletak di Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, menyimpan cerita jaman dulu yang membawa kita ke masa kekuasaan Hindia Belanda. Wilayah yang kini menjadi kawasan terpenting dengan banyak gedung dan perkantoran pusat pemerintahan, pada awalnya adalah tanah perkebunan.
Di pertengahan abad ke-19, Kebon Sirih terkenal sebagai tempat di mana tanaman sirih tumbuh subur. Pada masa tersebut, orang-orang Belanda menyebut Kebon Sirih dengan nama de nieuwe weg achter Koningsplein atau Jalan Baru di belakang Koningsplein.
BACA JUGA:
Nama ini mencerminkan lokasinya yang terletak di belakang Koningsplein, suatu tempat yang kini lebih dikenal sebagai Lapangan Banteng. Di sana, terdapat seorang dermawan bernama KF Holle yang tinggal, dan masyarakat awalnya lebih akrab menyebutnya Gang Holle.
Gang Holle menjadi pusat kehidupan sosial dan ekonomi di sekitar wilayah Kebon Sirih. Namun, cerita ini tidak berhenti di situ. Dengan banyaknya pohon sirih yang tumbuh di sekitar Gang Holle, masyarakat Belanda kemudian memberikan nama Kebon Sirih kepada wilayah tersebut.
Sebuah transformasi sederhana yang mengubah nama wilayah dari Jalan Baru di belakang Koningsplein menjadi Kebon Sirih, mencerminkan adanya harmoni antara budaya Belanda dan tradisi lokal. Tidak hanya sebagai tempat bersejarah dan pusat pemerintahan, Kebon Sirih juga memiliki peran strategis dalam pertahanan.
BACA JUGA:
Pada abad ke-19, kawasan ini pernah dijadikan sebagai bagian dari defensielijn atau garis pertahanan Gubernur Jenderal Van Den Bosch. Garis pertahanan ini membentang hingga ke daerah Senen, Bungur, dan Galur, menciptakan lapisan pertahanan yang penting bagi koloni Belanda.
Jejak sejarah ini tetap hidup dalam nama dan karakter Kebon Sirih. Meskipun tidak lagi menjadi lapisan pertahanan fisik, Kebon Sirih tetap menjaga warisan tersebut dalam peranannya sebagai bagian integral dari kota Jakarta.