Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Para Penjaga Benteng Pesisir Laut Jawa

Taufik Budi , Jurnalis-Minggu, 10 Desember 2023 |21:12 WIB
Para Penjaga Benteng Pesisir Laut Jawa
A
A
A

Rehabilitasi mangrove selain menjadi tujuan wisata, juga membuka sejumlah lapangan kerja. Banyak anak muda menjadi pemandu wisata, dan nelayan yang menyewakan perahu untuk mengangkut wisatawan. Sementara ibu-ibu mengembangkan UMKM dengan menciptakan olahan makanan dari hasil laut.

Peran aktif masyarakat yang menjaga wilayah pesisir Kota Semarang mendapat apresiasi dari Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP). Apalagi, KKP juga gencar melakukan Pusat Restorasi dan Pengembangan Ekosistem Pesisir (PRPEP).

“KKP menyambut baik peran aktif komunitas serta civitas akademika yang secara giat melakukan penanaman mangrove. Diharapkan penanaman mangrove dapat menjadi bagian tidak terpisahkan dalam upaya pelestarian lingkungan dengan juga tetap memperhatikan faktor keberhasilan penanaman mangrove,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut KKP, Victor Gustaaf Manoppo, dalam keterangan tertulis.

Dia menambahkan, KKP juga memiliki program “Sekolah Pantai Indonesia”. Sasaran program itu adalah pelajar SMP dan SMU sederajat yang salah satunya diajarkan mengenai Pengamatan Ekosistem Mangrove dan Pengelolaannya.

“Jelajah mangrove dan upaya pelestarian mangrove bukan hanya dominasi orang dewasa. Penanaman pengertian dan edukasi bagi anak-anak sejak usia dini sangatlah penting dan akan meninggalkan kesan yang dalam, karena metode belajar dari alam secara langsung akan berpengaruh positif bagi diri mereka sendiri dan bagi lingkungan/ekosistem mangrove secara umum,” jelasnya.

“Harapan ke depannya, generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang memberikan solusi bagi permasalahan lingkungan yang ada di sekitarnya,” sambung dia.

Pakar lingkungan hidup dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Prof. Dr. Denny Nugroho Sugianto, menyampaikan, dua persoalan alam serius saat ini adalah land subsidence atau penurunan muka tanah dan global warming atau pemanasan global. Kawasan pesisir Pantai Utara Jawa termasuk Kota Semarang tak lepas dari ancaman tersebut.

“Penurunan muka tanah di pesisir Pantura Jawa sudah cukup tinggi jadi kalau kita rata-rata sekira 15 sentimeter per tahun, tapi ada juga beberapa lokasi yang sudah sampai 20 sentimeter per tahun. Artinya dalam waktu 5 tahun ke depan, laju l tanah akan turun itu sekira 1 meter,” jelas Prof. Denny.

“Yang kedua adalah akibat global warming. Jadi perubahan iklim secara global yang disebabkan pemanasan global itu juga menyebabkan kenaikan muka air laut rata-rata. Sudah terbukti ada kenaikan muka air laut di rata-rata di Kota Semarang sekira 7-8 milimeter per tahun. Meskipun skalanya kecil, tapi ini menjadi salah satu warning bagi kita,” tandasnya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement