Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Aliran Islam Syi'ah Konon Dianut Sultan Pajang Pasca Runtuhnya Dinasti Demak

Avirista Midaada , Jurnalis-Rabu, 27 Desember 2023 |05:29 WIB
    Aliran Islam Syi'ah Konon Dianut Sultan Pajang Pasca Runtuhnya Dinasti Demak
Panembahan Senopati (foto: dok Wikipedia)
A
A
A

PERALIHAN kekuasaan politik usai dinasti Raden Patah atau Jin Bun yang berkuasa di Kerajaan Demak berbuntut panjang. Perubahan aliran agama Islam konon mewarnai peralihan kekuasaan dari dinasti Kerajaan Demak ke Sultan Pajang Hadiwijaya atau yang dikenal sebagai Jaka Tingkir.

Kelak Sultan Hadiwijaya ini memiliki anak angkat bernama Panembahan Senopati yang akhirnya mendirikan kerajaan Islam besar bernama Mataram. Namun sebelum Kesultanan Mataram berkembang, perubahan aliran agama Islam dari madzhab Islam Hanafi ke aliran Syi'ah konon terjadi.

Perubahan aliran agama itu dinyatakan dalam berita Tionghoa dari klenteng Talang dengan meminjam perkataan Fatahillah, bekas panglima tentara Demak, yang kemudian mendirikan kesultanan Cirebon pada tahun 1552. Berita Tionghoa itu demikian: "Panglima tentara Demak sangat kecewa mendengar pembunuhan-pembunuhan di kalangan para keturunan Jin Bun atau Raden Patah di Demak.

Sebagaimana dikutip dari "Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara", ia tidak mau tunduk kepada sultan Pajang, karena di Kesultanan Pajang agama Islam madzhab Syi'ah sangat berpengaruh. Memang pada masa pemerintahan Raden Patah di Kesultanan Demak, aliran Syi'ah tidak memperoleh pasaran di kalangan orang-orang Islam.

Aliran Syi'ah dianggap sebagai ajaran yang sesat. Salah seorang wali penganut Islam Syi'ah pada masa pemerintahan Jin Bun, bernama Syaikh Siti Jenar atau Syaikh Lemah Abang, dikenakan hukuman mati oleh para Wali Sango.

Aliran Syi'ah memang pernah berkembang di Kesultanan Daya/Pasai dari tahun 1204 sampai 1285. Boleh dikatakan, justru aliran Syi'ah itulah yang mula-mula dikembangkan di Indonesia. Aliran Syi'ah yang banyak dianut oleh para ulama dari Gujarat, setelah Kesultanan Daya atau Pasai diruntuhkan oleh Mara Silu, dibasmi.

Kesultanan baru Samudera Pasai menganut aliran Syafi'i. Pada tahun 1299, setelah terbentuk kesultanan Aru/Barumun di bawah pimpinan Malikul Mansur, aliran Syi'ah mendapat angin baru. Penganut aliran Syi'ah yang masyhur ialah Al-Hallaj, seorang sufi di Baghdad. Pada tahun 922, Al-Hallaj diadukan ke muka pengadilan agama dengan tuduhan bahwa ia menyelewengkan ajaran agama Islam.

Sebab saat itu ajarannya diklaim dapat dirumuskan dalam satu kalimat ana al-haqq, artinya "saya adalah Tuhan". Karena tuduhan tersebut, Al-Hallaj dikenakan hukuman bakar. Nasib yang sama dialami juga oleh penganut aliran Syi'ah di Jawa yang bernama Syaikh Siti Jenar. Ajaran Syaikh Siti Jenar tidak menyimpang dari ajaran al-Hallaj. Ia pun menyamakan dirinya dengan Tuhan.

Aliran Syi'ah yang berpengaruh di wilayah Kesultanan Pajang, itulah yang saat itu di berbagai tempat dipandang sebagai ajaran yang tersesat dan penganjurnya telah dikenakan hukuman mati.

(Awaludin)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement