Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Upaya Elektrifikasi Transportasi di Tengah Ancaman Polusi Udara

Qur'anul Hidayat , Jurnalis-Sabtu, 30 Desember 2023 |22:53 WIB
Upaya Elektrifikasi Transportasi di Tengah Ancaman Polusi Udara
Kabut polusi menyelimuti gedung-gedung di Jakarta. (Foto: Dok Okezone)
A
A
A

MENGHIRUP udara bersih jadi hal langka bagi masyarakat, terutama yang hidup di perkotaan. Di Jakarta misalnya, kabut polusi terlihat jelas menyelimuti gedung-gedung tinggi. Udara dengan konsentrasi partikulat (PM2.5) dalam tingkat tinggi mengancam kesehatan, lingkungan hingga perekonomian.

PM2.5 yang beredar dalam kadar berlebihan memang jadi momok menakutkan bagi kesehatan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, PM2.5 merupakan partikel udara yang berukuran lebih kecil dari atau sama dengan 2.5 µm (mikrometer). Saking kecilnya ukuran PM2.5, partikel seperti debu, kotoran, asap dan cairan di udara bisa menembus hingga bagian paru paling dalam.

Badan Kesehatan Dunia atau WHO mengatakan bahwa PM2.5 bisa menimbulkan berbagai macam penyakit seperti gangguan saluran pernapasan seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), kanker paru-paru, kardiovaskular, kematian dini, hingga penyakit paru-paru obstruktif kronis.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pada Agustus 2023 lalu, usai menghadiri ASEAN Finance-Health Minister Meeting (AFHMM) mengatakan, jumlah pasien ISPA sebelum Covid-19 adalah 50 ribu orang. Setelah Covid-19, angkanya meningkat tajam mencapai 200 ribu pasien.

“Itu ada akibat dari polusi udara ini," ucap Menkes.

Situs pemantau kualitas udara dunia, IQAir dalam update pantauannya pukul 21.36 WIB, Sabtu 30 Desember 2023, melaporkan bahwa Tangerang Selatan (Tangsel) jadi daerah dengan polusi paling tinggi di Indonesia. Jumlah PM.2.5 di Tangsel mencapai 170 atau Tidak Sehat. Konsentrasi PM2.5 itu 12,8 kali lebih tinggi dari nilai panduan kualitas udara tahunan WHO.

Polusi udara di Jakarta. (Foto: Okezone)

Polusi udara di Jakarta. (Foto: Okezone)

Di urutan kedua ada DKI Jakarta dengan kategori udara Tdak Sehat. Adapun jumlah PM2.5 di Ibu Kota mencapai angka 155 atau 12,8 kali lebih tinggi dari standar WHO.

Daerah selanjutnya adalah Kabupaten Serang (103, Tidak Sehat Bagi Kelompok Sensitif), Kota Bogor (95, Sedang), Kota Pekanbaru (87, Sedang), Kota Bandung (85, Sedang), Kota Surabaya (71, Sedang), Kota Denpasar (84, Sedang), dan Jambi (51, Sedang).

Laporan studi Indeks Udara Kualitas Kehidupan (AQLI) oleh Energy Policy Institute at the University of Chicago (EPIC) pada 2022 menyebutkan, polusi udara dapat memperpendek usia harapan hidup masyarakat Indonesia hingga 1,2 tahun. Secara khusus, harapan hidup warga Jakarta berkurang 2,3 tahun, warga Kota Palembang berkurang 4,8 tahun dan Ogan Komering Ilir bahkan mencapai 5,6 tahun.

Polusi udara juga berdampak buruk bagi lingkungan karena bisa menyebabkan pemanasan global yang berujung pada perubahan iklim. Bahkan, tahun 2023 jadi tahun dengan suhu terpanas selama pencatatan iklim dilakukan.

Data World Meteorological Organization (WMO) menunjukkan, suhu terpanas sepanjang sejarah sejauh ini terjadi pada Juli 2023. Wilayah Sardinia, italia suhunya mencapai 48 °C, Rhodes, Yunani 49 °C, dan Maroko serta Afrika Utara suhunya mencapai lebih dari 47 °C.

Bagaimana dengan Indonesia? BMKG menyatakan Indonesia ikut terdampak menghangatnya suhu bumi dalam lima bulan yang dimulai sejak Juni hingga Oktober 2023. Adapun suhu maksimum pada periode tersebut adalah 38 °C.

Tak hanya itu, polusi udara juga berdampak kerugian pada perekonomian. IQAir dan Greenpeace Asia Tenggara dalam risetnya meyatakan polusi udara menyebabkan kerugian ekonomi mencapai S$2,3 miliar atau Rp38,4 triliun (kurs USD1 = Rp15.390).

Gencarkan Elektrifikasi Transportasi

Polusi udara tentu jadi masalah mendesak yang harus segera diatasi. Europian Commission menyebutkan volume emisi gas rumah kaca (GRK) di Indonesia pada 2022 mencapai 1,24 gigaton setara karbon dioksida (Gt CO2e). Jumlah tersebut menyumbang 2,3% dari total emisi GRK secara global. Angka tersebut meningkat 10% dari tahun 2021.

IESR dalam Indonesia Transition Energy Outlook 2024 mengungkapkan sektor transportasi menyumbang emisi GRK terbesar kedua, mencapai 20 persen dari emisi tidak langsung. Dari angka tersebut, transportasi darat menyumbang 90% emisi di sektor ini.

Kendaraan berbahan bakar fosil memang jadi penyumbang besar emisi karbon di Indonesia. Data Korlantas Polri menunjukkan, di Jakarta saja pada 2023, jumlah sepeda motor mencapai 17,3 juta unit, mobil penumpang 3,7 juta unit, bus 37 ribu unit, truk 748 ribu unit. Totalnya ada 21,8 juta kendaraan bermotor di Ibu Kota.

Pemerintah Indonesia lantas berupaya mengurangi ketergantungan masyarakat pada kendaraan berbasis bahan bakar fosil. Terlebih lagi ada target Emisi Nol Bersih (Net Zero Emission/NZE) pada 2060 atau lebih cepat. Elektrifikasi transportasi pun diberlakukan sebagai salah satu langkah mengurangi emisi karbon di Indonesia.

Pemerintah mengeluarkan Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk Transportasi Jalan.

Sebagai tindak lanjut Perpres Nomor 55 tersebut, pada 13 September 2022 keluar Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah pada tanggal 13 September 2022.

Instansi pemerintah pun secara bertahap mewujudkan amanat Inpres Nomor 7 Tahun 2023. Pemerintah secara langsung memberi contoh pada masyarakat untuk beralih ke moda transportasi yang lebih ramah lingkungan.

PT PLN (Persero) sebagai garda depan elektrifikasi transportasi juga telah mengimplementasikan aturan tersebut. PLN menargetkan 100 persen kendaraan listrik (electric vehicle/EV) untuk operasional perusahaan pada 2024. Hal itu disampaikan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo saat “Launching Program Menuju 100% Kendaraan Listrik Operasional PLN” pada 29 Oktober 2023.

“Kami ingin menunjukkan bahwa PLN the leader, memimpin akselerasi penggunaan kendaraan listrik begitu juga menyediakan infrastruktur pendukung EV yang terbaik di Indonesia,” ucap Darmawan dalam keterangannya.

Ekosistem EV terus dibangun di Indonesia. (Foto: Dok PLN)

Ekosistem EV terus dibangun di Indonesia. (Foto: Dok PLN)

Darmawan menjelaskan, 1 liter kendaraan BBM menghasilkan emisi karbon sebesar 2.4 Kilogram (Kg) CO2e. Sementara 1 liter BBM ekuivalen dengan 1.5 Kwh. Emisi dari kendaraan listrik hanya mencapai 1.3 Kg CO2e atau setengah dari kendaraan BBM.

“Dengan kita beralih menggunakan kendaraan listrik saat ini maka secara otomatis telah membantu menurunkan GRK hampir 50 persen,” ucapnya.

Pemprov DKI Jakarta sebagai kota dengan tingkat polusi tinggi juga bergerak melakukan elektrifikasi transportasi. Pada Agustus 2023 lalu, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyerahkan 186 motor dinas listrik kepada petugas Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement