Tingkat daya dilaporkan mencapai tingkat yang rendah secara operasional.
Para insinyur Astrobotic akhirnya mengidentifikasi penyebab utama dari kegagalan sistem propulsi, sebuah situasi yang tampaknya dikonfirmasi oleh gambar dari pesawat yang menunjukkan lapisan isolasi yang terganggu.
Dan meskipun mereka berhasil mengarahkan kembali pesawat ruang angkasa dan mengisi baterainya, jelas perusahaan tersebut bahwa Peregrine kehilangan bahan bakarnya.
“Tim sedang berupaya untuk mencoba dan menstabilkan kerugian ini, namun mengingat situasi ini, kami memprioritaskan memaksimalkan ilmu pengetahuan dan data yang dapat kami tangkap,” bunyi pernyataan tersebut.
“Kami sedang menilai profil misi alternatif apa yang mungkin dilakukan saat ini,” lanjutnya.
Astrobotic adalah yang pertama dari tiga perusahaan AS yang mengirim alat pendarat ke Bulan tahun ini di bawah kemitraan swasta-publik baru dengan NASA.
Badan tersebut membeli layanan transportasi dari perusahaan Pittsburgh dan dua usaha komersial lainnya yakni Intuitive Machines dan Firefly. Bersama-sama, ketiganya telah merencanakan enam misi ke permukaan bulan pada 2024.
Ketiga perusahaan AS tersebut memiliki NASA sebagai "pelanggan", namun badan tersebut "tidak bertanggung jawab" atas proyek mereka. Perusahaanlah yang merancang pesawat ruang angkasa itu dan memegang komando seiring kemajuan misi.
NASA yakin pengaturan ini akan memperkenalkan lebih banyak inovasi dan mengurangi biaya seiring berjalannya waktu. Dan badan tersebut mengatakan pihaknya bersiap menghadapi beberapa misi yang tidak berhasil.
"Apa yang kami pelajari dari mitra komersial kami adalah jika kami memiliki irama yang cukup tinggi, kami dapat melonggarkan beberapa persyaratan yang membuatnya sangat mahal, dan memiliki risiko yang lebih tinggi. nafsu makan. Dan jika mereka gagal, yang berikutnya akan belajar dan berhasil,” terang wakil administrator Pam Melroy saat berbicara kepada BBC pada bulan lalu.
(Susi Susanti)