Pada Dalam tahun 1008 datang lagi satu perutusan dari raja yang bernama Se li- ma-la-pi (Sri Marawi) ke Cina. Mungkin yang dimaksud di sini ialah Sri Mārawijayottunggawarman. Utusan selanjutnya datang di Cina pada tahun 1016, 1017, dan 1018. Dari keterangan di atas rupa-rupanya raja Cūlāmaniwarman memerintah tidak lama, ia digantikan oleh anaknya yang bernama Marawijayottunggawarman.
Sekitar tahun 1005-1006, yaitu pada masa pemerintahan ke-21 dari raja Cola yang bernama Rajakesariwarman Rājarāja I, raja Mārawijayottunggawarman mendirikan sebuah bangunan suci agama Buddha di Nagipattana dengan bantuan raja Cola tadi. Bangunan ini kemudian diberi nama Cūlāmaņiwarmawihāra.
(Awaludin)