CHINA – Populasi China atau Tiongkok telah menurun selama dua tahun berturut-turut. Hal ini memperburuk kekhawatiran terhadap pertumbuhan masa depan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Tiongkok yang pernah menjadi negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia tahun lalu diambil alih oleh India.
Data nasional menunjukkan populasinya mencapai 1,409 miliar, turun sekitar 2,08 juta dari tahun sebelumnya. Sebagai perbandingan, populasi India mencapai 1,425 miliar jiwa.
Penurunan ini lebih dari dua kali lipat dibandingkan penurunan tahun sebelumnya yang berjumlah 850.000 orang.
Hal ini menandai kemerosotan pertama di negara ini dalam 60 tahun terakhir akibat dari menurunnya angka kelahiran selama beberapa dekade dan pesatnya urbanisasi.
Beijing mengatakan angka kelahiran kini turun menjadi 6,39 per 1.000 penduduk. Ini menjadi rekor terendah yang pernah ada. Angka ini setara dengan negara-negara maju di Asia Timur lainnya yang angka kelahirannya di Jepang sebesar 6,3 dan di Korea Selatan sebesar 4,9.
Setelah beberapa dekade menerapkan kebijakan satu anak yang kontroversial pada 1980 – 2015, Tiongkok telah menghabiskan beberapa tahun terakhir untuk mencoba memperlambat penurunan angka kelahiran dengan subsidi dan kebijakan lain untuk menyemangati keluarga. Pada 2021, pasangan diperbolehkan memiliki hingga tiga anak.
Namun perubahan tersebut hanya berdampak kecil bagi generasi muda karena adanya hambatan seperti biaya hidup di perkotaan dan prioritas karir bagi perempuan.
Grafik yang menunjukkan angka kelahiran per 1.000 orang di Tiongkok, dari 1978 hingga 2022. Terjadi penurunan yang stabil dalam beberapa tahun terakhir. Angka pada 1978 sebesar 18,25, sedangkan pada 2022 sebesar 6,77.