Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Inilah Sosok Jenderal yang Berani Panggil Soeharto dengan Sebutan Monyet

Qur'anul Hidayat , Jurnalis-Kamis, 18 Januari 2024 |19:16 WIB
Inilah Sosok Jenderal yang Berani Panggil Soeharto dengan Sebutan Monyet
Jenderal Gatot Soebroto. (Foto: Dok Ist)
A
A
A

Kemudian pasca-Jepang menduduki Indonesia, serta merta Gatot Soeboroto pun mengikuti pendidikan Pembela Tanah Air (PETA) dan setelah lulus dari PETA ia memilih menjadi TKR (Tentara Keamanan Rakyat) setelah kemerdekaan Indonesia.

Tentara Keamanan Rakyat (TKR) merupakan adalah latar belakang dari nama Tentara Nasional Indonesia yang ada kini.

TKR yang dipimpin oleh Kolonel Sudirman di mana saat itu Gatot Soebroto menjabat sebagai Kepala Siasat dan berganti menjadi Komandan Divisi dengan pangkat Kolonel setelah prestasinya yang dianggap gemilang dalam pertempuran Ambarawa.

Pada tahun 1948 terdapat Peristiwa Madiun atau Madiun Affairs yang melibatkan pihak Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Tentara Nasional Indonesia. Pemberontakan tersebut berada di wilayah Madiun, Jawa Timur, yang kemudian berakhir diatasi dengan baik oleh TKR di bawah pimpinan Gatot Subroto.

Saat melawan PKI, Gatot Subroto melancarkan operasi militer agar dapat memulihkan keamanan. Di sebelah barat, Gatot yang diangkat menjadi Gubernur Militer Wilayah II (Semarang-Surakarta) tanggal 15 September 1948, serta pasukan dari Divisi Siliwangi, sedangkan dari timur diserang oleh pasukan dari Divisi I, di bawah pimpinan Kolonel Soengkono, yang diangkat menjadi Gubernur Militer Jawa Timur, tanggal 19 September 1948, serta pasukan Mobil Brigade Besar (MBB) Jawa Timur, di bawah pimpinan M. Yasin.

Sosok Gatot Soebroto sendiri mempunyai hubungan dekat dengan Panglima Besar Jenderal Soedirman. Soedirman menganggap Gatot sebagai kakak, walaupun pangkat Gatot lebih rendah.

Setelah Perjanjian Roem-Royen ditandatangani, pemerintah Republik Indonesia pun kembali ke Yogyakarta. Namun Jenderal Soedirman masih bergerilya memimpin anak buahnya ke Yogya, dan hanya Gatot Soebroto lah yang berhasil melemahkan pendirian Panglima Besar itu. Hingga akhirnya pada pada tanggal 10 Juli 1949 Jenderal Soedirman kembali ke Yogya.

Meskipun terkenal disiplin dan sangat keras. Namun sikapnya itu tak membuat ia dijauhi anak buah dan koleganya di tentara. Dia sangat perhatian dan sayang terhadap anak buah. Bahkan ia rela untuk membela anak buahnya serta berani mengambil risiko.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement