Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

AS dan Irak Mulai Perundingan Formal untuk Bubarkan Koalisi Militer Pimpinan AS

Susi Susanti , Jurnalis-Selasa, 30 Januari 2024 |16:47 WIB
AS dan Irak Mulai Perundingan Formal untuk Bubarkan Koalisi Militer Pimpinan AS
AS dan Irak mulai perundingan formal untuk bubarkan koalisi pimpinan AS (Foto: Reuters)
A
A
A

NEW YORKAmerika Serikat (AS) dan Irak telah mengadakan perundingan putaran pertama mengenai masa depan pasukan Amerika dan pasukan asing lainnya di negara tersebut. Baghdad memperkirakan diskusi tersebut akan mengarah pada batas waktu untuk mengurangi kehadiran mereka.

Perdana Menteri (PM) Irak Mohammed Shia al-Sudani serta pejabat tinggi dari angkatan bersenjata Irak dan koalisi pimpinan AS bertemu di Bagdad pada Sabtu (27/1/2024).

Kantor Al-Sudani dalam sebuah pernyataan mengatakan komisi gabungan tersebut memulai putaran pertama dialog bilateral antara Irak dan Amerika Serikat untuk mengakhiri Koalisi di Irak.

“Para ahli militer akan mengawasi penghentian misi militer Koalisi Global melawan Daesh [ISIS], satu dekade setelah dimulainya dan setelah keberhasilan pencapaian misinya dalam kemitraan dengan pasukan keamanan dan militer Irak,” tambahnya.

Saat ini, terdapat sekitar 2.500 tentara AS yang masih dikerahkan di Irak sebagai bagian dari koalisi yang dibentuk pada 2014 untuk membantu pemerintah Irak mengalahkan ISIS.

Amerika mengatakan tujuannya untuk membentuk sebuah komite untuk merundingkan syarat-syarat berakhirnya misi tersebut pertama kali dibahas tahun lalu.

Namun ketika perang Israel di Gaza meningkat, pasukan AS di Irak dan Suriah sering menghadapi serangan dari kelompok sekutu Iran, yang mengakibatkan serangan balasan AS dan keluhan Irak atas “agresi” AS terhadap wilayahnya.

Sejak ISIS kehilangan kendali di Irak, para pejabat menyerukan penarikan pasukan koalisi, terutama setelah serangan udara AS pada Januari 2020 yang menewaskan komandan tertinggi Iran Qassem Soleimani dan pemimpin milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis di luar bandara Baghdad.

Para pejabat Irak mengeluh bahwa serangan AS melanggar kedaulatannya.

Pada Kamis (25/1/2024), Washington mengatakan pihaknya setuju dengan Baghdad mengenai peluncuran kelompok kerja ahli profesional militer dan pertahanan sebagai bagian dari komisi gabungan.

Ketiga kelompok kerja tersebut akan menyelidiki tingkat ancaman yang ditimbulkan oleh ISIS [ISIL], persyaratan operasional dan lingkungan, dan memperkuat kemampuan pasukan keamanan Irak yang semakin meningkat.

Wakil Sekretaris Pers Pentagon Sabrin Singh juga mengakui bahwa kehadiran militer AS di negara Arab tersebut pasti akan menjadi bagian dari pembicaraan di masa depan.

Meskipun AS telah mengatakan bahwa keputusan untuk membahas penarikan diri dari Irak telah diputuskan sebelum tanggal 7 Oktober, namun ISIS di Irak memuji keputusan tersebut dan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa hal tersebut membuktikan bahwa Amerika hanya memahami bahasa kekerasan dan berjanji untuk melanjutkan serangannya.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement