Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Dituduh Ditunggangi Kepentingan Politik, Guru Besar dan Akademisi UB Tegaskan Tak Ada Intervensi

Avirista Midaada , Jurnalis-Rabu, 07 Februari 2024 |00:02 WIB
Dituduh Ditunggangi Kepentingan Politik, Guru Besar dan Akademisi UB Tegaskan Tak Ada Intervensi
A
A
A

"Indonesia itu negara demokrasi, yang di dalamnya kebebasan berbicara dijunjung tinggi oleh konstitusi, freedom of the speak, tidak ada paksaan tuntutan dari siapa pun, maka pertemuan kita dalam rangka menyampaikan pemikiran atau petisi kepada siang hari ini, itu bebas tidak ada yang menekan kita," jelas Prof. Rachmad Safa'at.

Bahkan dirinya menyingung kondisi negara yang tidak baik-baik saja, jika akademisi dosen dan guru besar tidak turun tangan memberikan kritikan terbuka. Sebab selama ini meski masyarakat bisa sarapan dengan aman dan nyaman, kondisi di luar tidak baik-baik saja.

"Nampaknya sarapan pagi bisa tenang, tapi sebenarnya Indonesia tidak baik-baik saja. Ada banyak persoalan yang kalau didiamkan akan menjadi bumerang. Oleh karena itu seluruh kampus tidak ada kata terlambat, besok atau kapan pun silakan, bahkan setelah pemilu pun boleh, untuk menyampaikan kritik kepada pemerintah, sebagai wujud negara demokrasi," tandasnya.

Sebagai informasi, para profesor, dosen akademisi, dan mahasiswa Universitas Brawijaya akhirnya menyampaikan pernyataan sikap seruan ke pemerintah. Mereka mengkritisi negara yang tidak dalam kondisi baik-baik saja, karena kehilangan etika moral dari para pemimpin bangsa.

Pada seruannya ada 8 tuntutan yang diarahkan ke pemerintah di bawah Presiden Joko Widodo, pemerintah daerah, hingga tingkat kecamatan dan desa, menjelang bergulirnya Pemilu 2024. Salah satu yang menjadi perhatian adalah netralitas TNI, Polri, Aparatur Sipil Negara (ASN), serta tetap menjaga etika moral dan demokrasi di Indonesia.

Langkah UB dalam memberikan pernyataan sikap dan kritikan kepada pemerintah, mengikuti beberapa perguruan tinggi di Malang yang terlebih dahulu menyatakan sikap. Sebelumnya Universitas Islam Malang (Unisma) melalui Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unisma sudah memberikan pernyataan sikap terlebih dahulu, disusul dengan Universitas Negeri Malang (UM), serta beberapa akademisi gabungan kampus seperti Universitas Widyagama, Universitas Merdeka Malang, Universitas Gajayana Malang, dan Universitas Kanjuruhan Malang.

(Khafid Mardiyansyah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement