JAKARTA - Kerajaan Pajajaran konon masih kokoh kendati sudah mendapat serangan berkali-kali dari Kesultanan Banten. Hal ini membuat Kerajaan Pajajaran memiliki benteng pertahanan kuat susah ditembus oleh musuh, dan perlu waktu lama ditembus.
Prabu Nilakendra saat itu konon memerintah ketika Kerajaan Banten menyerang Kerajaan Pajajaran. Memang saat itu Banten yang merupakan daerah kekuasaan di bawah Kerajaan Pajajaran dipimpin oleh Maulana Yusuf. Konon serangan dari Banten ini membuat Raja Nilakendra harus mengungsi dari istana kerajaan
Kisah penyerangan pasukan Banten ini tercantum pada buku "Hitam Putih Pajajaran : Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan Kerajaan Pajajaran" tulisan Fery Taufiq El Jaquenne. Saat itu Nilakendra bersama rombongan dan pengiringnya melarikan diri dari istana menuju sebuah daerah di Sukabumi selatan.
Sementara di ibu kota kerajaan Pajajaran, Pakuan pasukan Banten mencoba memasuki kokohnya benteng pertahanan. Serat Banten menyebutkan adanya pemberangkatan pasukan Banten ketika menyerang Pakuan, ibu kota Pajajaran. Pupuh Kinanti bahkan menuliskan, bahwa serangan itu terjadi pada bulan Muharram, tepat pada awal bulan Ahad tahun Alif inilah tahun sakanya satu lima kosong satu.
Setibanya di Pakuan, Kesultanan Banten mampu menguasai Pajajaran dengan waktu singkat. Tetapi sebenarnya Banten, kesulitan betul menembus benteng pertahanan kendati hampir seluruh petinggi Kerajaan Pajajaran sudah mengungsi.
Tetapi Banten memiliki orang dalam bernama Ki Jonggo, salah seorang pejabat penting di istana yang menjadi komandan pasukan pengawal Kerajaan Pajajaran, yang masih ada hubungan darah dari salah satu komandan pasukan Banten. Ia yang sebenarnya diperintahkan menjaga keamanan istana dan benteng pertahanan akhirnya membukakan pintu gerbang benteng pertahanan.