JENDERAL Hoegeng Iman Santoso pernah dibikin nangis oleh Presiden Ke-2 RI, Soeharto. Usut punya usut, Jenderal Hoegeng ternyata mempunyai darah ningrat. Ayahnya, Soekarjo Kario Hatmodjo merupakan seorang jaksa dan ibunya bernama Oemi Kalsoem.
Kala itu, teman Ayahnya yang bernama Ating Natadikusumah adalah seorang perwira polisi yang menjadi inspirasi Hoegeng memilih karirnya sebagai polisi. Hoegeng mendapat julukan polisi jujur karena sikapnya yang selalu berterus terang, apalagi ketika menghadapi penyelewengan-penyelewengan.
Pada 1968 Hoegeng diangkat menjadi Kepala Polri oleh Presiden Soeharto. Kala itu tengah marak terjadinya kasus penyelundupan.
Kasus yang berhasil ditangani Hoegeng dan cukup terkenal pada masa itu, diantaranya kasus penyelundupan mobil mewah yang didalangi oleh Robby Tjahyadi, dan kasus pemerkosaan gadis 17 tahun asal Yogyakarta yang kala itu kasusnya disebut Sum Kuning.
Setelah menangani kedua kasus tersebut, beredar isu pencopotan Hoegeng dari jabatannya sebagai orang nomor satu di Korps Bhayangkara.
Menteri Pertahanan dan Keamanan, Jenderal Maraden Pangabean, menjadi perantara memberikan surat pemberitahuan sekaligus penugasan kepada Hoegeng sebagai Duta Besar untuk Belgia. Padahal waktu itu masa jabatan Hoegeng belum usai.