ARAB SAUDI - Pada masa pemerintahannya, Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dari Kerajaan Arab Saudi menunjuk tiga pangeran untuk menggantikannya setelah kematiannya.
Dalam sistem suksesi Arab Saudi, raja bebas menentukan siapa yang akan menjadi penerusnya, selama dia satu keluarga.
Jadi tidak menutup kemungkinan pangeran yang dipilih adalah keponakan atau adik laki-laki raja. Hal ini terjadi di bawah kepemimpinan Raja Saud bin Abdulaziz. Ketika Saud bin Abdulaziz meninggal, ia tidak digantikan oleh putranya melainkan oleh saudaranya yaitu Pangeran Faisal bin Abdulaziz.
Sejak itu, pembagian kekuasaan di Arab Saudi mulai beralih ke saudara kandung, bukan anak-anak mereka. Namun, hal itu kemungkinan besar akan berakhir pada masa pemerintahan Raja Salman.
Lalu siapa calon yang akan menggantikan Raja Salman jika meninggal dunia? Berikut 3 calon tersebut menurut sumber lain.
1. Mohammed bin Salman
Penunjukan Pangeran Mohammed bin Salman, atau MBS, sebagai putra mahkota juga akan mengubah sistem yang sudah ada. Sebab, belum ada raja yang menyerahkan kekuasaan kepada anak-anaknya sejak Raja Saud bin Abdulaziz.
Ketika MBS menjadi putra mahkota pada tahun 2017, beberapa anggota keluarga kerajaan Saudi khawatir bahwa takhta akan berpindah ke garis suksesi dan bukannya yang telah memberikan pelayanan yang baik bagi negara. Namun selama menjadi putra mahkota, MBS kerap menonjol karena berbagai kebijakan revolusionernya.
2. Mansour bin Muqrin
Pada Januari 2015, Raja Salman mengangkat keponakannya, Pangeran Mansour bin Muqrin, sebagai putra mahkota. Kesehatan Raja Salman sedang memburuk saat itu. Pangeran Mansour bin Muqrin adalah putra mantan Putra Mahkota Muqrin bin Abdulaziz al-Saudi, saudara laki-laki Raja Salman.
Karena Muqrin baru menyandang gelar putra mahkota hingga tahun 2015, ia dicopot dari jabatannya karena alasan yang belum diungkapkan. Pada tahun 2017, pangeran senior Saudi ini dinyatakan meninggal dalam kecelakaan helikopter. Kendaraan yang ditumpanginya jatuh di dekat perbatasan Yaman.
3. Mohammed bin Nayef
Setelah mencopot Pangeran Muqrin sebagai putra mahkota, Raja Salman menunjuk penerus berikutnya pada tahun 2015, yakni keponakan keduanya, Mohammed bin Nayef. Sayangnya, jabatan putra mahkota ini hanya bertahan 2 tahun, ketika Raja Salman pada 2017 menginginkan putranya sendiri, Pangeran Mohammed bin Salman, menjadi putra mahkota.
Saat itu, Pangeran Mohammed bin Nayef dituding memiliki beberapa alasan untuk membersihkan namanya. Mulai dari tudingan kecanduan narkoba, penolakan embargo ekspor Qatar, tudingan korupsi hingga kudeta.
(Susi Susanti)