Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Hari Paskah, Uskup Agung Suharyo Ingatkan Bahaya Keserakahan dan Singgung Korupsi Rp270 Triliun

Carlos Roy Fajarta , Jurnalis-Minggu, 31 Maret 2024 |23:30 WIB
Hari Paskah, Uskup Agung Suharyo Ingatkan Bahaya Keserakahan dan Singgung Korupsi Rp270 Triliun
Uskup Keuskupan Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo memberi keterangan pers (Foto: MPI/Carlos)
A
A
A

JAKARTA - Uskup Keuskupan Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia masih dipenuhi dengan keserakahan.

Hal tersebut ia sampaikan kepada awak media usai memimpin ibadah Paskah pada Minggu (31/3/2024) pagi di Gedung Pastoral Gereja Katolik Katedral, Jakarta Pusat.

"Ada satu hal yang saya sampaikan di ibadah, lilin paskah simbol dalam perayaan paskah, umat dapat bergerak dari kegelapan menuju terang. Itulah yang disebut pembebasan menjadi pribadi yang semakin merdeka. Paskah aktual dalam kehidupan saat ini," ujar Suharyo.

Ia mengungkapkan berbagai peristiwa yang terlihat dalam berbagai pemberitaan menunjukkan bahwa manusia belum bebas dari keserakahan.

 BACA JUGA:

"Saat ini yang kita baca di media dan medsos adalah peristiwa-peristiwa yang mengungkapkan kita masih dalam perbudakan. Kita diperbudak oleh keserakahan. Banyak berita mengenai Tindak Pidana Perdagangan Orang bukan hanya dari mereka kelompok ekonomi lemah namun juga dari mereka yang berpendidikan tinggi," ungkapnya.

Suharyo juga menyinggung terkait korupsi izin pertambangan dengan nilai fantastis yang merusak alam Indonesia dan merugikan negara.

"Korupsi yang sedang ditangani dan tindakan pidana pencucian uang yang jumlahnya melebihi Rp 270 triliun, mengerikan sekali," lanjut Suharyo.

Ia melihat hulu dan hilir dari berbagai hal buruk tersebut semua adalah keserakahan. Suharyo melihat eserakahan itu dapat masuk ke dalam sistem yang akan sangat berpengaruh dan merusak.

 BACA JUGA:

"Keserakahan itu bila masuk dalam sistem ekonomi, sistem politik, sistem sosial, sistem budaya. Itulah perbudakan yang saya lihat hari-hari ini. Di setiap zaman ada perbudakan dalam berbagai bentuk," terangnya.

Untuk itu, Suharyo meminta umat Kristiani di berbagai belahan dunia untuk bersama-sama meninggalkan berbagai bentuk keserakahan tersebut di momen Paskah 2024.

"Paskah harus bermakna di dalam rangka pembebasan perbudakan itu. Tidak mudah menyadari perbudakan itu. Umat Kristiani harus mampu membebaskan diri dari perbudakan itu dan mengalirkan arus pembebasan," pungkasnya.

(Salman Mardira)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement