“Bank Sampah Gunung Emas sejak 2014 melakukan aksi iklim dengan mengedukasi masyarakat khususnya ibu rumah tangga untuk peduli lingkungan dengan memilah sampah,” ucapnya.
Menurut Vera, pendekatan yang dilakukan mulai dari memberdayakan ibu rumah tangga di lingkup RT, RW, sekolah, mahasiswa, hingga tokoh masyarakat.
“Awalnya, saya mengajak para perempuan, ibu rumah tangga, tidak bekerja, namun tetap bisa produktif dengan menghasilkan uang dari sampah. Sebagian besar golongan berpenghasilan Rp50 ribu per minggu, saya dorong mereka untuk bisa menabung, menabung sampah,” ujar Vera.
Vera memaparkan tujuan aksinya adalah membuka pola pikir khususnya para perempuan, untuk mengatur hidup dan mengelola sampah.
“Penghasilan mitra bank sampah ada yang mencapai Rp2 juta per bulan, mengenai aturan, pemerintah sudah hadir melalui beberapa kebijakan, peraturan tersebut bahkan spesifik mengatur pengelolaan dan pemilahan sampah rumah tangga,” kata Vera.
Selanjutnya, Vera menyampaikan kemitraan Bank Sampah Gunung Emas dengan WWF melalui program Plastic Smart Cities.
“WWF punya program Plastic Smart Cities untuk pengolahan sampah plastik dari hulu ke hilir, masyarakat tidak bisa lepas dari plastik, bagaimana sampah plastik diolah, itulah pendampingan yang diberikan WWF, hingga sampah plastik menjadi produk layak jual,” tutup Vera.