“Serta sendang air penghidupan yang tidak pernah kering ini. Seluruh kayu masjid yang sudah diganti kemudian di disimpan di atas bangunan masjid. Warga tidak berani mengambil atau memindah dan bahkan membuang kayu jati bekas bangunan masjid karena takut terjadi hal yang tidak diinginkan,” tambahnya.
Jika bulan Suci Ramadhan tiba, Masjid Tiban terkesi ini selalu ramai dikunjungi para jamaah baik dari warga sekitar maupun dari luar desa hanya untuk beribadah dan ikut kegiatan keagamaan di masjid ini.
Sejak subuh hingga Sholat Tarawih, Masjid Tiban tidak pernah kosong dari jamaah. Selama Ramadhan, pengurus masjid serta warga mengikuti kajian dan semakan kitab kuning yang dibacakan oleh para sesepuh dan kiai.
(Qur'anul Hidayat)