JAKARTA - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi menyosialisasikan nilai-nilai Pancasila kepada seluruh rakyat Indonesia. Selain itu, mendorong pendidikan Pancasila menjadi pembelajaran di satuan pendidikan.
"BPIP mengundang Bapak/Ibu guru sekalian dalam rangka menyosialisasikan Buku Teks Utama (BTU) Pendidikan Pancasila yang disusun bersama Kemendikbudristek dan para pakar pendidikan agar dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan Pancasila di tiap-tiap satuan pendidikan," ujarnya dalam keterangan yang diterima, Selasa (23/4/2024).
Hal tersebut diungkapkan saat Kepala BPIP menjadi Keynote Speaker dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di D.I. Yogyakarta pada Senin 22 April. Di mana, Rakornas bertujuan untuk merumuskan Strategi Implementasi Buku Teks Utama (BTU) Pendidikan Pancasila.
Dalam kesempatan tersebut, Yudian mengundang para guru untuk bersama-sama menyosialisasikan BTU Pendidikan Pancasila yang merupakan hasil kolaborasi antara BPIP, Kemendikbudristek, dan para pakar pendidikan. Tujuannya adalah agar BTU tersebut dapat diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan Pancasila di setiap unit pendidikan.
Rakornas ini menjadi salah satu langkah BPIP dalam memperkenalkan nilai-nilai Pancasila secara berkelanjutan kepada masyarakat Indonesia. Yudian menegaskan, bahwa rakornas ini menjadi sarana untuk memaksimalkan implementasi BTU Pendidikan Pancasila sesuai dengan sejarah dan filosofi Pancasila sebagai landasan negara, pandangan hidup bangsa, dan falsafah dasar bangsa.
"Rakornas ini menjadi sarana untuk memaksimalkan pengimplementasian BTU Pendidikan Pancasila sesuai dengan fakta sejarah kelahiran, perumusan, dan penetapan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, pandangan hidup bangsa, dan falsafah dasar bangsa," ujarnya.
BTU Pendidikan Pancasila difokuskan pada penerapan praktis nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, dengan rasio 30% teori dan 70% implementasi praktis. Hal ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman, keyakinan, dan penerapan nilai-nilai Pancasila dari generasi ke generasi, sebagai tanggung jawab bersama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk masyarakat yang religius, menjunjung kebinekaan, demokratis, bermartabat, memajukan peradaban, serta mewujudkan keadilan sosial.
"Ini merupakan tanggung jawab kita bersama dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk masyarakat yang religius, menjunjung kebinekaan, demokratis dan bermartabat, memajukan peradaban, serta mewujudkan keadilan sosial," ujarnya.