JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memiliki program yang terangkum dalam Asta Cita. Di antaranya, memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi dan Hak Asasi Manusia (HAM).
Untuk mewujudkan Asta Cita, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) terus memperkuat pembinaan ideologi Pancasila kepada puluhan penyusun Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila. Kegiatan yang digelar di Jakarta, pada 29-30 Oktober 2024 itu berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia.
Menurut Kepala BPIP Yudian Wahyudi, kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya strategis BPIP dalam bergotong-royong membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkarakter dan berlandaskan Pancasila melalui Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila. Ia juga menekankan, Pancasila adalah muatan wajib dalam kurikulum di setiap jenjang pendidikan dan diatur dalam undang-undang maupun peraturan pemerintah.
"Langkah ini juga dipertegas oleh Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tehun 2021 tentang Standar Pendidikan Nasional," kata Yudian dalam keterangan persnya, dikutip Rabu (30/10/2024).
Yudian menambahkan, bahwa implementasi pendidikan Pancasila dengan penerapan BTU Pendidikan Pancasila secara sistematis dan berkesinambungan menjadi fondasi dalam pembangunan SDM yang unggul. Selain itu, untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
"Tentu, Implementasi Pendidikan Pancasila ini sangat relevan pada era kontemporer ini, karena menghadapi sejumlah tantangan sosial, budaya yang dilematis, disrupsi bahkan ketidakpastian," imbuhnya.
Pihaknya berharap penyusun buku berperan bisa optimal menjadi agen-agen penggerak utama dalam menyampaikan pemanfaatan BTU pendidikan Pancasila, terutama terhadap tenaga pendidik di semua jenjang Pendidikan dari Sabang sampai Merauke.