Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Pasutri di Bandung Korban Pandemi, Dulu Usaha Sekarang Ngerongsok Tinggal di Gerobak

Agung Bakti Sarasa , Jurnalis-Kamis, 02 Mei 2024 |02:30 WIB
Kisah Pasutri di Bandung Korban Pandemi, Dulu Usaha Sekarang <i>Ngerongsok</i> Tinggal di Gerobak
Pasutri di Bandung tinggal di gerobak (foto: MPI/Agung)
A
A
A

BANDUNG - Adibah (32) seorang perantau asal Sulawesi harus merasakan pahitnya hidup pascapandemi Covid-19 melanda Indonesia pada 2020 lalu.

Adibah yang merantau ke Kota Bandung pada 2018, sempat berjualan mainan anak-anak di sekitar kawasan Batagor Serayu atau tepatnya Jalan Serayu Nomor2, Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan.

"Dulu jualan mainan di Batagor Serayu, tapi sama yang punya tempat udah ga boleh, karena jalan jadi sempit katanya," ucap Adibah saat ditemui, Rabu (1/5/2024).

Setelah itu, Adibah pun mencoba untuk mencari lokasi baru untuk menjajakan dagangannya. Namun sayang, Alun-alun Bandung yang menjadi tempatnya berjualan mendapat larangan dari pemerintah.

"Saya coba jualan di Alun-alun, tapi jualan di Alun-alun dikejar Satpol PP," ungkapnya.

Adibah yang hidup berdua bersama sang suami Fathullah (40), kehabisan modal setelah pandemi Covid-19 menyerang. Akhirnya, ia dan suami memilih merongsok untuk bisa menyambung hidup.

"Pas Covid yaah, modal habis. Daripada bingung biarlah ngerongsok," ujarnya.

Adibah mengakui, dulu harga barang rongsok tergolong cukup mahal. Namun kini, harganya merosot tajam.

"Sekarang harga rongsokan udah murah, ga kaya dulu mahal. Dulu sekilo ada Rp2.500-an, sekarang lebih murah dari itu," imbuhnya

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement