"Kami dukung perjuangan ekonomi kita agar tumbuh double digit atau diatas 10 persen, belum pernah kan sejarah Indonesia, sejarah orde baru itu paling tinggi 7 persen tahun 79, zaman Gus Dur dari minus naik ke 4 persen, zaman Megawati dia stabil di 4 persen, di zaman SBY pernah di 6-7 persen, di zaman pak Jokowi 4,8 persen di bawah 5 terus," tuturnya.
Dia menilai, UMP Rp5,2 juta di Jakarta tak cukup lantaran inflasi pangan sangat tinggi, yang mana inflasi itu dipengaruhi oleh perang di Eropa, tepatnya Rusia. Alhasil, harga impor pangan makin tinggi yang merembet ke bawah dan menjadi masalah bagi rakyat kecil lantaran rakyat kecil, seperti buruh yang mana 90 persen pendapatannya itu habis tuk pangan yang harganya pun melambung.
"Kalau benar mau membantu masyarakat, pemerintah harus berjuang dong agar pangan itu murah. Jadi pengusaha juga cuma kasih (upah) Rp5 juta cukup tuh duit, dia bisa safing akhirnya kalau pangannya murah, ini kalau tiba-tiba harga berasnya berapa ini berapa gak bisa safing lagi dia," katanya.
(Khafid Mardiyansyah)