JAKARTA - Mahasiswa yang tergabung dalam Pengurus Koordinator Cabang (PKC) PMII Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Polda Kaltim di Jalan Syarifuddin Yoes, sepinggan Kota Balikpapan. Aksi tersebut berakhir ricuh.
Menurut Ketua PKC PMII Kaltim, Sainuddin, bentrokan dalam aksi yang digelar pada Kamis 17 Mei 2024 itu pecah ketika aparat hendak memadamkan bakaran ban. Namun, dihalangi oleh massa aksi.
Pihaknya mengklaim ada enam mahasiswa yang terluka. Dua orang mengalami luka serius sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.
Mahasiswa membawa isu kematian 48 anak di lubang tambang dalam aksi demonstrasinya. Seiring jalannya aksi, pihaknya kecewa dengan adanya dugaan tindakan represif oleh oknum aparat terhadap mahasiswa.
Adapun sejumlah tuntutan mahasiswa terhadap isu lubang tambang yakni, mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk blusukan melihat langsung kondisi lubang tambang, khususnya batubara.
"Mendesak aparat penegak hukum (APH) di Kalimantan Timur untuk melakukan investigasi terhadap semua kasus anak yang mati di lubang tambang," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (17/5/2024).
Kemudian, menuntut PJ Gubernur Kaltim untuk terlibat aktif dalam menuntaskan kasus korban lubang tambang. Mahasiswa juga mendesak Polda Kaltim untuk memberantas tambang ilegal ataupun tambang legal yang tidak menaati aturan (tidak ramah keselamatan).
"Mendesak Polda Kaltim untuk melakukan pemeriksaan terhadap lubang tambang yang belum melakukan reklamasi," katanya.