Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Sesumbar Kertajaya Bikin Kerajaan Kediri Runtuh Diacak-acak Ken Arok

Fakhrizal Fakhri , Jurnalis-Sabtu, 18 Mei 2024 |06:00 WIB
Sesumbar Kertajaya Bikin Kerajaan Kediri Runtuh Diacak-acak Ken Arok
Ilustrasi (Foto: Dok Istimewa/Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Raja Kediri Kertajaya masih sesumbar bisa menumpas Kerajaan Tumapel di bawah komando Ken Arok di tengah warganya yang mulai pindah ke wilayah kekuasaan Tumapel.

Saat itu Ken Arok dengan kecerdasannya membuat banyak warga Kediri pindah ke Tumapel, yang merupakan wilayah bawahan Kerajaan Kediri. Di sisi lain, Kertajaya tetap optimistis mendapat dukungan, utamanya dari para kaum brahmana untuk mengalahkan Sri Ranggah Rajasa atau biasa disebut dengan Ken Arok.

Kata Kertajaya, Kerajaan Kediri tak bisa dikalahkan siapa pun, kecuali Dewa Syiwa atau Bhatara Guru. Pernyataan Raja Kertajaya itu pun menyebar ke Tumapel, termasuk ke telinga Ken Arok.

Ken Arok pun bereaksi dengan mempersiapkan diri menaklukkan Kediri. Dia lantas mengambil nama Bhatara Guru, dan disampaikan brahmana dan rakyatnya sebagai nama dirinya yang menjadi simbol perlawanan terhadap Kerajaan, sebagaimana disarikan dari “Hitam Putih Ken Arok: Dari Kejayaan Hingga Keruntuhan”.

Rencana Ken Arok untuk menyerang Kediri yang memang sudah disusunnya jauh-jauh hari turut melibatkan emosi keagamaan. Strategi Ken Arok memanfaatkan kaum brahmana ini berhasil dengan mulus.

Ken Arok pun semakin melancarkan gerakan adu domba, antara kaum brahama dengan Kerajaan Kertajaya yang kala itu bertindak sewenang-wenang kepada rakyatnya.

Ketika suasana semakin panas dan strategi yang dipersiapkan Ken Arok sudah matang, lantas ken Arok yang saat itu menggunakan nama Bathara Guru, langsung mengerahkan seluruh pasukannya ke Kediri.

Prabu Kertajaya pun tak mau kalah. Ia mengerahkan pasukannya, terutama pasukan Gajahnya yang sangat terkenal, untuk menghadang prajurit Tumapel. Bertemulah dua pasukan ini di Kampung Genter.

Desa Genter kemudian menjadi pelagan baratayudha antara tentara Tumapel versus Kediri. Desa Genter menjadi medan perang adu kekuatan antara Ken Arok melawan Kretajaya, hingga di akhir peperangan besar itu, dua panglima andalan Kediri, Mahesa Wulungan dan Geber Beleman tewas.

Alhasil Prajurit Kediri langsung kocar-kacir, mereka banyak yang tewas oleh tentara Tumapel dan sisanya langsung lari tunggang-langgang meninggalkan medan pertempuran.

Sementara itu, raja Kertajaya sendiri akhirnya melarikan diri dan mencari perlindungan ke candi/dewalaya atau tempat para dewa. Para sejarawan ada yang menafsirkan bahwa yang dimaksud itu adalah Kertajaya meninggal dunia dan naik ke alam dewata.

Kematian Kertajaya dan banyaknya pasukan Kediri yang gugur menandakan Kerajaan Kediri runtuh. Ken Arok lantas mengambil alih wilayah Kediri dan menjadikannya wilayah kekuasaan. Hal ini membuat daerah kekuasan Tumapel pun kian luas. Di mana Ken Arok bukan hanya menjadi raja di wilayah Tumapel, tetapi juga di wilayah Kediri yang baru saja ia taklukkan.

Setelah kalahnya Kertajaya pada 1222 ini, Ken Arok kemudian menduduki takhta di seluruh wilayah Jawa Timur dan menetapkan ibu kotanya di Kutaraja, lalu kerajaan yang dipimpin Ken Arok pun dikenal sebagai Kerajaan Singasari.

(Fakhrizal Fakhri )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement