GAZA - UNRWA, badan utama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Gaza, memperkirakan pada Senin (20/5/2024) bahwa lebih dari 800.000 orang telah meninggalkan Rafah sejak Israel mulai menargetkan kota tersebut pada awal Mei lalu, meskipun ada permintaan internasional untuk menahan diri.
Israel melancarkan serangannya ke Gaza menyusul serangan pimpinan Hamas terhadap komunitas Israel selatan pada 7 Oktober lalu yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang. Sejak itu, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 35.000 orang, dan ribuan lainnya dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Militer Israel mengatakan mereka telah membunuh seseorang yang diidentifikasi sebagai Ahmed Yasser Alkara dan digambarkan sebagai agen penting Hamas, bersama dengan dua militan lainnya, dalam serangan di Khan Younis.
“Alkara mengambil bagian dalam pembantaian 7 Oktober di komunitas-komunitas di Israel selatan dan merupakan agen rudal anti-tank penting yang melakukan serangan terhadap pasukan IDF selama perang,” kata pernyataan militer tersebut.
Pernyataan itu juga mengatakan lima militan lainnya tewas dan beroperasi dari dalam sebuah sekolah.
Di kota Zawayda, Jalur Gaza tengah, serangan udara Israel menewaskan tujuh orang di satu rumah.
Tepat setelah tengah malam, serangan udara Israel terhadap sebuah rumah di kamp Al-Nuseirat di Jalur Gaza tengah menewaskan delapan warga Palestina termasuk anak-anak.