Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Serangan Siber Meningkat, AS Sebut China Ancaman Global Keamanan Dunia Maya

Rahman Asmardika , Jurnalis-Rabu, 05 Juni 2024 |15:58 WIB
Serangan Siber Meningkat, AS Sebut China Ancaman Global Keamanan Dunia Maya
Serangan siber meningkat, AS sebut China ancaman global keamanan dunia maya (Foto: Reuters)
A
A
A

WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Eropa melaporkan peningkatan pesat serangan siber yang diyakini terkait badan intelijen yang disponsori atau dijalankan langsung oleh China. Serangan, yang muncul di berbagai penjuru dunia ini terjadi secara berkala, mendorong AS dan negara-negara yang terdampak menyebut negeri Tirai Bambu sebagai "ancaman bagi dunia maya dan keamanan siber global."

Masih terkait keamanan siber yang melibatkan China, pihak berwenang di AS baru-baru ini menangkap seorang warga negara Tiongkok karena diduga mengoperasikan botnet yang berisi 19 juta alamat IP terinfeksi di hampir 200 negara.

Mengutip dari The Hong Kong Post pada Rabu (5/6/2024), individu tersebut telah meraup keuntungan hingga setidaknya USD99 juta dengan menyewakan jaringannya kepada pihak tertentu untuk kejahatan siber, termasuk penipuan bantuan pandemi Covid-19.

Menurut laporan Epoch Times, mengutip Departemen Kehakiman AS (DoJ), warga China yang ditangkap telah diidentifikasi sebagai Wang Yunhe, (35). Ia disebut telah menawarkan para pelanggannya jaringan alamat IP yang telah disusupi dengan tarif tertentu. Operasi tersebut dilakukan sejak 2014 hingga Juli 2022.

Menurut pernyataan DoJ pada 29 Mei, layanan yang diberi nama "911 S5" tersebut memungkinkan penjahat dunia maya untuk menyembunyikan jejak digital mereka saat terlibat dalam aktivitas ilegal secara daring, termasuk kejahatan keuangan, penguntitan, pengiriman ancaman bom dan ancaman bahaya, ekspor barang secara ilegal, dan menerima serta mengirim materi eksploitasi anak.

Laporan Epoch Times mengutip dakwaan federal, yang menyebutkan bahwa para penjahat siber juga diduga menggunakan layanan botnet untuk melewati sistem deteksi penipuan keuangan di AS dan tempat lain. Mereka juga telah mencuri miliaran dolar dari lembaga keuangan, penerbit kartu kredit, dan program pinjaman federal dengan menggunakan sistem milik Wang Yunhe.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement