Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tuntut Pemecatan PM Armenia, Uskup Agung Serukan Aksi Protes Selama 4 Hari

Susi Susanti , Jurnalis-Senin, 10 Juni 2024 |16:21 WIB
Tuntut Pemecatan PM Armenia, Uskup Agung Serukan Aksi Protes Selama 4 Hari
Tuntut pemecatan PM Armenia, Uskup Agung serukan aksi protes selama 4 hari (Foto: AFP)
A
A
A

ARMENIA – Massa dalam jumlah besar melakukan protes di ibu kota Armenia, Yerevan, pada Minggu (9/6/2024) terhadap Perdana Menteri (PM) Nikol Pashinyan. Aksi demo ini dipimpin oleh seorang ulama Kristen yang mengumumkan dimulainya unjuk rasa selama empat hari untuk berusaha menggulingkannya dari jabatannya.

Uskup Agung Bagrat Galstanyan berusaha memanfaatkan kemarahan rakyat atas kekalahan militer dan konsesi teritorial kepada Azerbaijan, namun Pashinyan sejauh ini mampu menahan tekanan tersebut.

“Selama empat hari, kami akan tetap berada di jalan-jalan dan alun-alun, dan dengan tekad dan kemauan kami, kami akan meraih kemenangan,” kata Galstanyan, dikutip Reuters.

Dia meminta faksi-faksi di parlemen mengadakan sidang khusus pada Selasa (11/6/2024) untuk menggulingkan pemerintah dari kekuasaan.

Video streaming langsung di YouTube menunjukkan ribuan orang berunjuk rasa di pusat kota Yerevan dan kemudian berbaris dengan damai di jalan-jalan dengan musik yang menggelegar. Tidak ada laporan penangkapan atau bentrokan.

Setelah berminggu-minggu protes terhadap Pashinyan tampaknya kehilangan momentum, Galstanyan berusaha menyelesaikan masalah ini dengan menuntut pergantian kekuasaan dalam beberapa hari. Ia menyerukan penunjukan pemerintahan transisi untuk menerapkan rekonsiliasi, mengatur hubungan luar negeri dan mempersiapkan pemilu cepat.

Namun Richard Giragosian, direktur Pusat Studi Regional di Yerevan, mengatakan langkah tersebut merupakan bentuk keputusasaan dalam menghadapi berkurangnya jumlah protes. Kampanye uskup agung terhambat oleh kurangnya pengalaman politik dan tidak adanya strategi yang jelas atau visi alternatif.

“Demonstrasi tersebut, hingga saat ini, belum menimbulkan tantangan nyata bagi pemerintah. Satu-satunya bahaya eskalasi adalah kemungkinan reaksi berlebihan dari pasukan keamanan,” kata Giragosian kepada Reuters.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement