Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Sukses Wujudkan Keluarga Berkualitas, Pemkot Semarang Raih Penghargaan dari BKKBN

Agustina Wulandari , Jurnalis-Sabtu, 29 Juni 2024 |19:43 WIB
Sukses Wujudkan Keluarga Berkualitas, Pemkot Semarang Raih Penghargaan dari BKKBN
Wali Kota Semarang Mbak Ita menerima penghargaan Terinovasi dalam Pembangunan Keluarga 2024 dari BKKBN RI saat perayaan Harganas ke-31 di Simpang Lima Semarang, Sabtu (29/6). (Foto: dok Pemkot Semarang)
A
A
A

SEMARANG - Pemerintah Kota Semarang menuai kembali penghargaan. Kali ini, Pemkot Semarang meraih penghargaan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI sebagai daerah Terinovasi dalam Pembangunan Keluarga 2024.

Penghargaan diberikan atas prestasi dan komitmen Pemkot Semarang dalam program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana. Tak hanya itu, kota Semarang dinilai berhasil dalam percepatan penurunan stunting dan mewujudkan keluarga berkualitas menuju Indonesia Emas 2045.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dan Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo menyerahkan langsung penghargaan kepada Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu saat puncak perayaan Hari Keluarga Nasional (Harganas) Ke-31 di lapangan Simpang Lima Semarang, Sabtu (29/6).

Dalam sambutannya, Menko PMK Muhadjir Effendy mengatakan, upaya penurunan stunting harus dilakukan dengan intervensi terhadap remaja putri, calon pengantin, dan ibu hamil. Jadi bukan hanya anak saja tetapi intervensi lainnya juga, seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang.

"Ini bu Wali Kota Semarang yang salah satunya telah memberikan contoh yang bagus. Bahkan luar biasanya, beliau bisa mendapatkan penghargaan dari PBB. Dan ini saya harap bisa jadi prototype," ujar Menko PMK.

Muhadjir menyebut, inovasi berbagai daerah dalam upaya pengentasan stunting pasti terus dilakukan Kepala Daerah, namun alangkah bagusnya lagi jika bisa saling tukar pengalaman.

"Ini sudah berjalan dengan baik, saya yakin paling tidak tahun 2025 angka prevalensi stunting kita bisa di bawah 20 persen," ucapnya.

Sementara itu, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, penghargaan ini berkat kolaborasi bersama dari semua pihak dalam menekan angka stunting di Ibu Kota Jawa Tengah.

"Banyak inovasi yang kami buat, salah satunya program pengentasan stunting dengan Sanpiisan (Sayangi, Dampingi Ibu dan Anak Kota Semarang)," kata Mbak Ita, sapaan akrab Wali Kota usai menerima penghargaan.

Tak hanya itu saja, lanjutnya, dalam upaya penurunan stunting pihaknya juga mengimplementasikan pemberian makanan dari buku resep masakan Megawati, bahwa masakan-masakan untuk mengatasi stunting itu mudah, murah, juga bisa disantap oleh semua keluarga.

"Alhamdulillah buku resep masakan yang pertama kemarin termasuk yang berhasil mengantarkan kami pada prestasi ini,” ucapnya.

"Alhamdulillah, berkat implementasi buku resep tersebut, Kota Semarang dapat penghargaan dari United Nations atau Perserikatan Bangsa- bangsa dalam acara UN Public Service Forum 2024," tuturnya.

Mbak Ita pun menambahkan bahwa resep dari Megawati sangat bermanfaat di dalam penurunan angka stunting dan ibu hamil kekurangan energi kronik di Kota Semarang. 

“Pemberiannya tidak hanya di daycare Rumah Pelita tapi diperuntukkan bagi balita stunting dan ibu hamil kekurangan energi kronik yang ada di Kota Semarang,” ujarnya.

Kombinasi antara pemberian makanan dari resep Megawati serta pola asuh yang ada di daycare dapat menurunkan 62 persen angka stunting pada 2023. 

“Maka dari itu terus kita kembangkan yang semula dua daycare menjadi 10 daycare Rumah Pelita pada 2024, bahkan pada semester satu ini angka penurunannya sudah 32 persen. Diharapkan, pada 2025 semua kecamatan sudah memiliki daycare Rumah Pelita dengan konsep yang sama yaitu pemberian makanan serta pola asuh,” ucapnya.

"Kami memulai intervensi tidak hanya pada anak-anak stunting, ibu hamil atau yang akan melahirkan, tetapi juga memulai dari remaja putri, calon pengantin, sampai ke keluarga semua terintegrasi," katanya.

Seperti diketahui, Kota Semarang berhasil menunjukkan progres signifikan dalam upaya menurunkan angka stunting. Hal ini terlihat dari angka prevalensi stunting yang menurun dari 21,30 persen pada 2021 menjadi 10,40 persen pada 2022.

Pemerintah Kota Semarang mentargetkan pada 2024 ini stunting berada pada posisi 0 persen sama seperti halnya kemiskinan ekstrem yang kini sudah zero.

(Agustina Wulandari )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement