Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Limbah Pabrik Tekstil di Indonesia Capai 2,3 Juta Ton per Tahun

Khafid Mardiyansyah , Jurnalis-Jum'at, 05 Juli 2024 |05:35 WIB
Limbah Pabrik Tekstil di Indonesia Capai 2,3 Juta Ton per Tahun
Ilustrasi (Foto: Dok. Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Kementerian PPN/Bappenas baru saja meluncurkan dokumen Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional Ekonomi Sirkular Indonesia yang menekankan pentingnya pengurangan limbah dari sektor tekstil.

“Bappenas menemukan bahwa timbunan limbah tekstil di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 2,3 juta ton per tahun, dan jumlah ini akan terus meningkat sebesar 70% jika tidak dilakukan intervensi. Kemitraan ini diinisiasi tidak hanya untuk mengelola limbah tekstil, tetapi juga merupakan upaya kolaboratif dalam pengembangan ekosistem tekstil sirkular, termasuk penciptaan skema finansial dan peningkatan kapasitas para pelaku industri tekstil sirkular di Indonesia”, ujar Priyanto Rohmattullah, Direktur Lingkungan Hidup, Kementerian PPN/Bappenas.

Diketahui, pada acara Green Economy Expo di Jakarta Convention Center (JCC), Global Green Growth Institute (GGGI) Indonesia, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Politeknik Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (STTT) Bandung, dan PT Daur Langkah Bersama, atau Pable, menandatangani perjanjian untuk menandai kemitraan demi masa depan yang berkelanjutan di industri tekstil.

Kemitraan ini bertujuan untuk mendukung sektor tekstil Indonesia dalam mengadopsi pendekatan ekonomi sirkular, yang juga merupakan prioritas dan ambisi Bappenas. Pada tahun 2023, industri tekstil mempekerjakan 3,98 juta orang dan, pada kuartal pertama tahun 2024, memberikan kontribusi sebesar 5,84% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Kementerian Luar Negeri Finlandia telah berkomitmen untuk mendukung GGGI Indonesia berkolaborasi dengan berbagai instansi pemerintah dan inisiatif yang mengedepankan keberlanjutan, seperti Pable, untuk mewujudkan ekonomi sirkular.

Melalui Program Investasi Transisi Hijau (GTIP) GGGI Indonesia, kemitraan ini bertujuan untuk mengatasi dampak lingkungan dari limbah tekstil, memperkenalkan potensi sirkular tekstil, menciptakan lapangan kerja hijau, dan menyelenggarakan program pelatihan.

Kemitraan ini akan melibatkan STTT Bandung dan memberikan kesempatan untuk memperkuat program studi dan pelatihan teknis dan kejuruan yang sudah ada. Hal ini diharapkan akan menghasilkan peningkatan keterampilan dan pengetahuan tentang teknik daur ulang tekstil dan membuka lebih banyak peluang kerja.

"Dalam jangka panjang, program GTIP bertujuan untuk mendukung bisnis lokal dalam mengakses berbagai pasar dengan standar keberlanjutan yang saat ini standarnya cukup ketat," ujar Yorkie Sutaryo, Kepala Program GTIP di GGGI Indonesia.

Salah satu mitra utama GTIP adalah Pable, sebuah perusahaan lokal yang model bisnisnya berpusat pada teknik daur ulang tekstil-ke-tekstil yang inovatif. Rencana ekspansi Pable sejalan dengan meningkatnya permintaan pasar akan produk tekstil daur ulang, sehingga memungkinkan Pable untuk memberikan manfaat sosial-ekonomi bagi masyarakat sembari berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

(Khafid Mardiyansyah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement