Pada kesempatan itu, Pak Harto mengonfirmasi rasa simpatinya. Bahwa negara dengan beras berlimpah seperti Indonesia, sudah sepatutnya turut mengulurkan tangan untuk negara-negara di Afrika yang dilanda bencana pangan, seperti Sudan dan Ethiopia.
Sebagaimana dikutip otobiografi ‘Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya’, Soeharto mengaku diminta para petani Indonesia untuk menyalurkan 100 ribu ton gabah (bulir beras) melalui FAO.
“Jika pembangunan di bidang pangan ini dinilai berhasil, itu merupakan kerja raksasa dari seluruh bangsa Indonesia,” ungkap Soeharto dengan bangganya dalam pidato peringatan 40 tahun FAO di Roma.
“...Ini (bantuan 100 ribu ton beras) merupakan kejadian untuk pertama kalinya. Dunia menyaksikan bantuan antar-petani,” tandasnya.
Dua tahun berselang, Dirjen FAO Edouard Saouma, kembali menyampaikan apresiasinya lewat sebuah penghargaan medali. Medali emas bergambar wajah Pak Harto di satu sisi dan yang lainnya gambar seorang petani diukir tulisan ‘From Rice Importer to Self-Sufficiency’.
(Fakhrizal Fakhri )