Semakin luasnya pengaruh PKI dalam kehidupan politik Indonesia mendorong munculnya berbagai macam organisasi salah satunya organisasi Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar) yang berawal dari pengelompokan sosial golongan fungsional pada awal dekade 1960-an. Memasuki masa Orde Baru organisasi Sekber Golkar mereorganisasi namanya menjadi Golkar sebagai persiapan untuk ikut serta dalam pemilihan umum 1971. Golkar yang didukung militer, birokrasi, dan Golkar itu sendiri membawanya sebagai pemenang selama pemilihan umum 1971 sampai Pemilihan umum 1997.
Selain itu, kemenangan-kemenangan Golkar selama pemilu Orde Baru tidak terlepas dari peran ketua umum/pemimpin yang selalu melakukan konsolidasi hingga ke daerah-daerah, ini merupakan salah satu strategi yang terus dilakukan oleh sejumlah ketua umum Golkar. Masuknya Presiden Soeharto sebagai ketua dewan Pembina Golkar setelah kemenangan Golkar di pemilihan umum 1971. Saat itu Soeharto selalu berperan dalam menentukan kebijakan-kebijakan strategis Golkar, termasuk dalam persoalan yang sangat mendasar, antara lain penentuan DPP Golkar dan penyeleksian daftar calon legislatif. Besarnya kewenangan yang dimiliki oleh Dewan Pembina tersebut dengan sendirinya menjadikan Soeharto sebagai figur yang paling penting dan berkuasa di Golkar.
(Rina Anggraeni)