Lebih jauh Pangeran Diponegoro juga memerintahkan komandan lapangannya agar menghentikan segala bentuk hubungan seks dengan perempuan peranakan, dengan alasan hubungan itu bisa membawa sial. Larangan semacam itu tidak pernah diberlakukan secara ketat di keraton sebelum masa perang, dimana hubungan intim antara penguasa Jawa dan perempuan peranakan Tionghoa dianggap normal - normal saja.
Bahkan satu contohnya kakek Pangeran Diponegoro sendiri Sultan Hamengkubuwono II yang memiliki selir merupakan perempuan kesayangan bernama Mas Ayu Sumarsonowati, yang memiliki peranakan Tionghoa.
Dari hubungannya inilah menghasilkan putra bernama Pangeran Joyokusumo, yang kemudian menjadi salah satu panglima tertinggi bala tentara Pangeran Diponegoro dan dikenal sebab langseb putih warisan ibu kandungnya.
(Angkasa Yudhistira)