Tak hanya membangun istana megah saja, Amangkurat I dengan ambisiusnya membangun bendungan di Plered dengan menggerakkan rakyatnya.
Amangkurat I berkata kepada rakyatnya: "Sarupane kawulaningsun kabeh, padha nyithaka bata, ingsun bakal mingser teka ing kutha Kerta, patilasane kanjeng rama ingsun tan arsa ngenggoni. Ingsun bakal yasa kutha ing Plered", yang artinya "Semua rakyatku, kalian buatlah bata. Aku akan pindah dari Kerta, karena aku tidak mau tinggal di bekas (kediaman) ayahku. Aku akan membangun kota di Plered".
Ambisiusnya membuat raja muda Mataram putra Sultan Agung yang baru saja naik tahta ingin membangun istana sendiri. Ia bermaksud hendak Keraton Kerta yang selama bertahun-tahun jadi pusat kekuasaan Sultan Agung, pemimpin terkuat di Jawa saat itu.
Keraton Plered ini dibangun selama bertahun-tahun, melewati berbagai rintangan alam, hingga berdiri sebagai keraton yang tampak kemegahannya. Tentu saja bangunan Keraton baru ini lebih kuat dan megah dari Keraton lama, mengingat bahan dasarnya yang terbuat dari batu bata, sebuah gaya bangunan yang masih langka di abad 17.
(Arief Setyadi )