Meski berberat hati, Kang Emil menelepon pihak partai yang tak disebutkan namanya itu. Kepada pihak partai, ia menyampaikan hendak menyelesaikan masa tugasnya dulu di Bandung sehingga belum bisa maju di Jakarta.
“Itu 2016. Saya tolak, sudah. Seminggu setelah saya menolak, barulah partai-partai itu mencari Pak Anies,” kata Kang Emil.
“Jadi, takdirnya Pak Anies menjadi gubernur itu ada rangkaian takdir-takdir orang lain, tidak semerta-merta seperti yang dibaca,” tandasnya.
(Khafid Mardiyansyah)