Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Soal Zaken Kabinet, Profesional Dinilai Bisa dari Partai atau Non-Partai

Arief Setyadi , Jurnalis-Kamis, 17 Oktober 2024 |05:32 WIB
Soal Zaken Kabinet, Profesional Dinilai Bisa dari Partai atau Non-Partai
Tito Karnavian, salah satu calon menteri yang dipanggil Prabowo Subianto (Foto: Dok Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Presiden terpilih Prabowo Subianto tengah menggodok calon menteri yang akan duduk dari kabinetnya. Baik dari kalangan partai politik maupun profesional.

Dalam beberapa hari terakhir, Prabowo memanggil sejumlah calon menteri ke kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan. Bahkan, mereka yang dipanggil turut mengikuti pembekalan di kediaman Prabowo di Hambalang, Bogor.

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, membagi nama-nama calon menteri yang dipanggil menjadi empat klaster. Pertama dari kalangan partai politik.

Klaster kedua, dari profesional atau ahli atau pakar dan klaster ketiga dari loyalis Prabowo. Klaster keempat, dari suksesor atau relawan. 

"Wajar karena sudah berjuang dengan Prabowo lama. Kalau punya kualitas, silakan saja," ujarnya, Rabu (16/10/2024).

Selama ahli bidangnya, baik dari partai politik maupun non partai politik, dia adalah sosok profesional yang masuk dalam kabinet Prabowo-Gibran Rakabuming Raka. Tinggal dilihat saja, mengingat Prabowo disebut ingin membentuk zaken kabinet.

"Kita lihat saja nanti jumlahnya dan kuantitasnya (orang profesional, red). Berapa persentasenya ketika diumumkan atau saat dilantik. Karena, soal zaken dilihat dari kepakarannya yang mendominasi mengisi kursi-kursi kabinet Prabowo-Gibran," katanya.

Dalam membentuk kabinet, pihaknya berharap Prabowo memilih menteri dengan kriteria tertentu sesuai dengan kampanye antikorupsi yang digaungkan. Ujang pun mengungkap lima kriteria yang diperlukan dalam memilih sosok di kabinet.

"Kriteria pertama yang harus dilakukan adalah mencari sosok yang punya integritas. Sosok yang jujur," katanya.

Ujang menegaskan, bahwa jika bicara pemerintahan yang bersih, maka sosok yang harus dicari untuk menjadi menteri yakni, orang yang jujur. "Bisa juga Prabowo meminta mereka meneken pakta integritas untuk tidak korupsi, jadi seandainya korupsi mereka bisa disikat," katanya.

 

Selanjutnya, Prabowo juga harus mencari figur yang benar-benar ahli, karena ingin membangun zaken kabinet. Kemudian, orang yang duduk di kabinetnya harus sosok yang loyal kepada Presiden.

"Biasanya kalau sosok yang dari parpol loyalnya dua, ke ketum (ketua umum parpol) iya, ke presiden iya. Banyak yang masuk KPK karena loyal ke partai dan jadi ATM partai. Makanya, harus tunggal ke presiden," ujarnya.

Sosok yang duduk di kabinet juga harus memiliki leadership yang kuat karena mereka akan memimpin birokrasi yang rumit dan berat. "Leadership dibutuhkan agar mampu membawa lokomotif perubahan di kementeriannya itu," imbuhnya.

Kriteria terakhir, menurut Ujang, Prabowo harus memilih menteri yang memiliki hubungan baik dengan kalangan atas serta dekat dengan masyarakat. Sehingga mampu mengomunikasikan kinerjanya dan mau turun ke bawah.

"(Orang yang dipilih) Harus mau turun ke bawah," pungkasnya.

Prabowo diketahui telah memanggil 49 calon menteri. Kemudian, memanggil 59 tokoh politik dan profesional yang bakal isi jabatan wakil menteri dan kepala badan.

Prabowo melanjutkan dengan memberikan pembekalan kepada calon Menteri di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, Rabu 16 Oktober 2024. 

Pembekalan yang juga dihadiri Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka. Pembekalan dikabarkan akan berlangsung dua hari, hingga Kamis 17 Oktober 2024.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement