JAKARTA - Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung, angkat bicara soal alasannya maju di Pilkada DK Jakarta. Pramono juga angkat bicara soal dinasti politik yang sering diarahkan padanya.
Hal tersebut diungkapkannya dalam sebuah acara bertajuk ‘Pram Uncensored’ yang digelar di Wisma Staco Building, Jalan Casablanca, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Saat itu, Pramono mendapat pertanyaan dari Eko Widodo, seorang yang mengaku sebagai 'Anak Abah'. Eko mempertanyakan perihal keterlibatan Pramono dan anaknya, Hanindhito Himawan Pramana atau Dito, dalam kontestasi politik.
“Pilpres lalu, pasangan 01 dan 03 sama-sama menolak narasi dinasti politik. Sekarang, Mas Pram maju jadi calon gubernur, sementara anak Mas Pram mencalonkan lagi sebagai Bupati Kediri. Bagaimana tanggapan Mas Pram?” tanya Eko.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Pramono mengungkapkan bahwa ia dan Dhito sebenarnya tidak berencana untuk maju. Menurutnya, baik dirinya maupun anaknya 'dipaksa' untuk ikut dalam Pilkada Serentak 2024.
“Saya dan Dhito sama-sama tidak punya niat untuk maju. Dhito pada periode sebelumnya pun tidak mencalonkan diri, tapi dipaksa untuk ikut serta. Nasibnya sama dengan saya,” kata Pramono.
Politikus PDIP ini menyadari bahwa narasi dinasti politik tengah diarahkan kepada keluarganya, namun ia menegaskan bahwa tidak ada upaya melobi atau memaksakan kehendak untuk terjun ke dunia politik.