Pada 8 Agustus 1657, hubungan keduanya kian panas. Banten mengirimkan tujuh kapal tempur yang kuat, masing-masing, dipersenjatai dengan senjata, termasuk dua orang utusan dari Kiai Mongjaya, yang membawa sepucuk surat, lengkap dengan hadiah dua gobar, sebuah tasbih dari batu akik, dan beberapa ekor ayam jago.
Utusan Banten juga konon memohon dua lanang atau perahu perang untuk sultan mereka, guna memelihara persahabatan yang baik. Hadiah itu mungkin sama kurang ajarnya seperti permohonannya, karena tasbih yang dihadiahkan tersebut, rupanya mengandung sindiran supaya Sunan menempuh jalan yang lebih lurus.
Tidak mengherankan bahwa kedua lanang yang diminta tidak diberikan, sebab semua lanang termasuk milik Sultan Mataram.
(Khafid Mardiyansyah)