Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Strategi Jitu Bung Karno Pakai Kekuatan Kaum Pelacur di dalam PNI

Solichan Arif , Jurnalis-Sabtu, 14 Desember 2024 |05:18 WIB
Strategi Jitu Bung Karno Pakai Kekuatan Kaum Pelacur di dalam PNI
Bung Karno (Foto: Ist)
A
A
A

Para pelacur diketahui juga berkontribusi tidak kecil dalam urusan keuangan PNI. Mereka banyak menyumbang untuk pergerakan partai. Karenanya meski mendapat kecaman keras dari Ali Sastroamidjojo, Bung Karno tetap mempertahankan tenaga pelacur di tubuh PNI.

Dari berbagai sumber yang dihimpun, Bung Karno diketahui kembali memakai kekuatan pelacur saat penjajahan Jepang pada tahun 1942. Pada saat itu Bung Karno berada di Padang Sumatera Barat dan melihat banyak tentara Jepang yang memaksakan kehendak seksualnya kepada gadis-gadis pribumi.

Untuk mencegah hal itu Bung Karno mengusulkan mendatangkan pelacur ke Padang, Sumatera Barat yang sontak ditentang para ulama Minangkabau. Mereka menuding Bung Karno sama halnya memfasilitasi perzinahan yang itu bertentangan dengan adat dan ajaran Islam.

Bung Karno bergeming. Ia nekat mendatangkan ratusan pelacur ke Padang yang ditempatkan di daerah terpencil yang jauh dari pemukiman penduduk.

Terbukti, sejak berdirinya rumah bordil itu, kekerasan seksual tentara Jepang kepada gadis-gadis pribumi turun drastis. Seperti halnya Bung Karno. Pada masa revolusi mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Mayjen Moestopo juga menggunakan pelacur sebagai pasukan perang.

Oleh Moestopo mereka dilatih disiplin dan ilmu militer. Salah satu instruktur yang ditunjuk Moestopo untuk mendidik para pelacur adalah Kolonel TB Simatupang.

Moestopo mengumpulkan para pelacur ke dalam unit Barisan Wanita Pelacur (BWP) yang bergerak bersama unit Barisan Maling (BM). Kedua unit itu disatukan di dalam pasukan Terate (Tentara Rahasia Tertinggi).

 

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement