Yohan menyebutkan, kolaborasi BPBD DKI dengan BMKG diperlukan dalam memantau aktivitas seismik dan mendapatkan informasi terkini mengenai potensi gempa.
"Kolaborasi ini memastikan adanya koordinasi yang baik dalam penyebaran informasi dan peringatan dini kepada masyarakat. Kami juga telah Bekerjasama dengan komdigi terkait penyebaran informasi peringatan dini melalui tv digital untuk bencana banjir dan tsunami, Level 1 peringatan dini awas/bahaya pada tv digital digunakan untuk peringatan tsunami dari BMKG," ucap Yohan.
Yohan mengatakan, BPBD DKI Jakarta bersinergi dengan USAID KUAT telah menyiapkan Panduan kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi bagi masyarakat, penyandang disabilitas, dan fasilitator, buku namaku Ancala, Guncang-guncang ondel-ondel, dan bola tiwi yang seluruhnya dapat diakses secara free di website official BPBD DKI Jakarta.
"Tahun 2025 ini BPBD DKI Jakarta sedang menyusun rencana kontigensi bencana gempa bumi," pungkasnya.
Sebelumnya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap ancaman megathrust berpotensi terjadi di Selatan Jawa. Megathrust ini bahkan disebut-sebut berpotensi membuat gempa berkekuatan M 9,1.