Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Serangan Besar-besaran Rakyat Sumbar ke Belanda Pecah Konsentrasi Hadapi Pangeran Diponegoro

Avirista Midaada , Jurnalis-Sabtu, 11 Januari 2025 |07:36 WIB
Serangan Besar-besaran Rakyat Sumbar ke Belanda Pecah Konsentrasi Hadapi Pangeran Diponegoro
Serangan Besar-besaran Rakyat Sumbar ke Belanda Pecah Konsentrasi Hadapi Pangeran Diponegoro
A
A
A

JAKARTA - Perlawanan masyarakat Sumatera Barat (Sumbar) terhadap Belanda dapat dibagi dalam tiga masa. Pertama perlawanan dilakukan pada 1821 - 1825 ditandai dengan meluasnya perlawanan rakyat ke seluruh daerah Minangkabau.

Masa kedua adalah antara tahun 1825 -1830, ditandai dengan meredanya pertempuran, karena Belanda berhasil mengadakan perjanjian dengan gerakan kaum Padri yang mulai melemah.

Saat itu, pihak Belanda memusatkan perhatiannya pada Perang Diponegoro di Jawa, sehingga serangan ini benar-benar membuat Belanda harus memecah fokusnya.

Masa ketiga antara tahun 1830-1838, ditandai dengan perlawanan Padri yang meningkat dan penyerbuan Belanda secara besar - besaran, kemudian diakhiri dengan tertangkapnya pemimpin-pemimpin Padri, dikisahkan pada buku "Sejarah Nasional Indonesia IV : Kemunculan Penjajahan di Indonesia".

Kaum Padri mulai bergerak menyerang pos-pos Belanda dan melakukan pencegatan terhadap pasukan patroli mereka. Pos Belanda di Semarang menjadi sasaran penyerangan kaum Padri bulan September 1821. Soli Air Sipinang berkali-kali mendapat gangguan dari kaum Padri.

Tuanku Pasaman dengan pasukannya melakukan operasi di sekitar hutan. Usaha pemimpin pasukan Belanda untuk berdamai dengan Tuanku Pasaman dengan perantaraan seorang pendeta Kristen tidak berhasil.

 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement