JAKARTA – Kebutuhan pupuk menjadi isu yang sangat penting karena menunjang program ketahanan pangan, khususnya dalam meningkatkan produksi pertanian. Apalagi, isu tersebut bersinggungan dengan program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto seperti Food Estate dan Makan Bergizi Gratis.
Indonesia rawan terjadinya krisis pupuk karena produksi gas alam rendah. Di mana, ada kesenjangan antara produksi pupuk domestik dan kebutuhan pupuk di Indonesia.
Berdasarkan data Youth Energy & Environment Council (YeC), kebutuhan pupuk di Indonesia mencapai sekitar 24 juta ton per tahun. Sementara produksi domestik hanya mampu memenuhi sekitar 14 juta ton per tahun.
“Kita melihat, masih ada gap sekitar 10 juta ton dari total kebutuhan sekitar 24 juta ton. Peningkatan produksi domestik dan program subsidi oleh pemerintah akan membantu menutupi gap tersebut,” ujar Anggota Dewan Pakar dari Komunitas Dewan Energi Muda Nasional atau YeC, Tepy Septyana dalam keterangannya, dikutip Jumat (31/1/2025).
Lulusan ilmu kebumian Imperial College London ini menekankan bahwa kebutuhan produksi pertanian kemungkinan bakal bertambah signifikan karena program Makan Bergizi Gratis dan Food Estate. Sebab, program tersebut akan menyasar langsung kebutuhan pangan masyarakat.
Seiring sejalan, kata Tepy, kebutuhan pupuk juga akan melonjak guna meningkatkan produktivitas lahan pertanian yang telah ada atau yang baru akan dibuka. Ia menilai, kebutuhan produksi pupuk domestik tidak bisa dipisahkan dari kebutuhan gas alam.