Dalam 100 hari pemerintahan, program MBG mulai direalisasikan bertepatan dengan awal semester di mana anak-anak sekolah dari tingkat TK, PAUD, hingga SMA mulai masuk setelah libur panjang Natal dan Tahun Baru. Target sasaran penerima program MBG juga mencakup pondok pesantren, ibu hamil dan menyusui, serta anak-anak balita.
Dilaksanakan secara nasional, program MBG tahap awal ini belum menyasar banyak sekolah, serta ada sejumlah masalah seperti keterlambatan pengiriman, menu makanan yang kurang disukai anak-anak, dan tidak semua mendapatkan susu.
“Tetapi secara umum masyarakat memberikan apresiasi yang sangat tinggi atas realisasi janji kampanye Prabowo-Gibran tersebut, dan berharap cakupan penerima manfaat program MBG bisa diperluas ke seluruh sekolah dan daerah,” lanjut Johan.
Aspek yang paling menjadi kritik terhadap 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran adalah soal penegakan hukum dan korupsi, khususnya kasus PT Timah yang hampir mencapai Rp 300 triliun. Yang terbaru adalah kontroversi soal pagar laut Tangerang dengan dugaan keterlibatan pengembang PIK 2 yang mendapat fasilitas proyek strategis nasional (PSN) dari masa Jokowi.
“Publik mengharapkan ketegasan Prabowo dalam menyelesaikan kasus-kasus korupsi hingga perampasan aset hasil korupsi untuk dialihkan kepada program-program kesejahteraan rakyat,” tuturnya.