Tak hanya warga Lobar, rumah singgah ini juga dirasakan manfaatnya oleh pasien dari daerah lain di NTB. "Yang mengejutkan saya, ada warga Mande, Kota Bima yang menginap di rumah singgah ini. Pemkab Lobar telah menjadi pemersatu warga NTB yang berobat lanjut di RS Sanglah," katanya.
Lulusan S3 dari Universitas Hasanuddin Makassar ini berharap, pengelolaan rumah singgah Lobar tersebut bisa menjadi contoh bagi daerah lain.
"Anggaran Rp150 juta tidak sebanding dengan nilai kemanusiaan. Saya yakin kabupaten/kota lain juga bisa menyiapkan rumah singgah bagi warganya yang dirujuk ke luar daerah," ungkap Ketua Fraksi Partai Perindo DPRD Lombok Barat ini.
Dengan adanya rumah singgah tersebut, warga Lobar tidak hanya mendapatkan tempat tinggal sementara, tetapi juga bantuan logistik yang meringankan beban mereka selama menjalani pengobatan.
"Kami harapkan di momentum Bulan Ramadan, bantuan ini bisa membantu warga. Karena ada beberapa warga yang harus mengikuti perawatan delapan bulan bahkan sampai satu tahun di RS Bali," terang Dr. Syam.
(Awaludin)