Di Maroko, Idul Fitri lebih fokus pada kebersamaan dan makanan daripada aspek komersial. Setelah salat subuh, keluarga menikmati hidangan khas seperti daging domba, kuskus, dan kurma. Makanan manis seperti ma’amoul, kue rempah yang diisi dengan kurma, juga menjadi bagian dari tradisi yang tidak terpisahkan.
Di Dakar, ribuan Muslim mengenakan pakaian putih berkumpul untuk melaksanakan salat Idul Fitri di pantai, dekat Makam Seydina Limamou Laye di distrik Yoff. Tradisi ini menciptakan suasana spiritual yang unik dan menjadi daya tarik tersendiri bagi komunitas Muslim di Senegal.
Di Mesir, Idul Fitri dirayakan dengan berkumpul bersama keluarga dan menyantap hidangan khas seperti fatta (campuran nasi, daging, dan roti) serta kunafa (dessert berbahan dasar keju dan sirup). Makanan manis lainnya seperti kahk, kue isi kacang dengan taburan gula halus, juga sangat populer. Selain itu, banyak keluarga membeli pakaian baru untuk anak-anak mereka sebagai bagian dari tradisi perayaan.
Di Arab Saudi, perayaan Idul Fitri dimulai dengan pengamatan hilal (bulan baru). Setelah salat Id, masyarakat merayakannya dengan berpesta, bertukar hadiah, dan mengunjungi keluarga. Tradisi unik lainnya adalah balap unta, pertunjukan tarian tradisional, serta berbagai festival kembang api dan acara hiburan di seluruh negeri.
Afghanistan memiliki salah satu tradisi Idul Fitri yang paling unik, yaitu Tokhm-Jangi, atau "pertempuran telur". Dalam permainan ini, peserta melukis telur rebus dan kemudian berusaha memecahkan telur lawan dengan telur mereka sendiri. Permainan ini mirip dengan tradisi adu conker di Eropa dan menjadi hiburan favorit selama Lebaran.