Sejumlah peserta mengikuti ritual tersebut dengan taat untuk menguji kemampuan mereka menahan godaan nafsu duniawi, demi meraih jalan menuju pencerahan. Beberapa yang lainnya merasa malu atau malah terangsang oleh kenikmatan alkohol dan seks.
Tentunya ini bertolakbelakang dengan tujuan spiritualnya. Ini khususnya tampak pada sejumlah laki-laki yang berpasangan dengan gadis-gadis muda yang menawan atau yoginis, yang diboyong dari Champa, dan sebelumnya sudah dilatih sebagai pelaku tantra.
Bagi sejumlah pengamat, perilaku para gadis itu tidak sejalan dengan Syiwa dan pasangannya Uma yang saling berpelukan bagai kahyangan. Mereka memamerkan keahlian untuk memperdaya laki-laki lebih tua yang lemah, dengan menyalahgunakan seks dan arak.